JAKARTA. Harga komoditas timah masih tertekan hingga akhir kuartal III. Meski dalam tiga bulan terakhir harga timah menunjukkan peningkatan sekitar 3,5%, harga timah masih terkoreksi 2,13% sejak Januari.
Mengutip Bloomberg, harga timah kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange pada penutupan perdagangan Senin (2/10) tidak mengalami perubahan jika dibandingkan sehari sebelumnya yaitu di level US$ 20.678 per metrik ton. Dibandingkan sepekan sebelumnya, harga timah tergerus 0,12%.
Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka mengatakan, perbaikan harga timah sepanjang kuartal III masih ditopang oleh reformasi pertambangan di China. Pengurangan produksi hingga 50% mau tidak mau mengurangi pasokan dan meningkatkan permintaan. "Penguatan harga timah mengindikasikan reformasi tambang di China telah mengakibatkan perbaikan ekonomi," kata Ibrahim, Selasa (3/10).
Menurutnya kalau pada kuartal I dan kuartal II lalu pendapatan domestik bruto (PDB) China bisa bertengger di level 6,9% maka pada kuartal III ini diproyeksikan akan tumbuh menjadi 7% setelah reformasi tambang diterapkan aktivitas manufaktur China terus menunjukkan perbaikan.
Meskipun beberapa negara produsen lain cenderung meningkatkan produksi, berkat reformasi tambang di China harga timah masih mampu terjaga. Sejak awal tahun Myanmar terus berusaha untuk menggenjot produksinya. Begitu juga dengan Indonesia yang berusaha meningkatkan produksi hingga 72.000 ton sepanjang tahun 2017.
Sementara itu sentimen positif lain datang dari moratorium izin tambang bijih timah di Kepulauan Bangka Belitung. Harga sempat menyentuh level US$ 20.525 per metrik ton sejak larangan itu diberlakukan. Selama ini Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor timah ke China.
Kata Ibrahim, prospek cerah timah masih mampu berlanjut hingga kuartal empat nanti. Prospek kenaikan suku bunga acuan AS di akhir tahun tidak akan menyeret harga timah terlalu dalam. "Akhir tahun timah masih mampu bertahan di US$ 20.625 – US$ 20,750 per metrik ton," imbuhnya.
Rabu (4/10), diperkirakan harga timah akan bergerak di kisaran US$ 20.625 – US$ 20.750 per metrik ton. Sedangkan sepekan berikutnya harganya bisa bertengger di rentang US$ 20.470 – US$ 20.825 per metrik ton.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.