Hingga Mei 2019, Antam Torehkan Penjualan Nikel yang Positif
Jakarta - Selama lima bulan pertama di tahun 2019, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mencatatkan kinerja operasi dan penjualan komoditas nikel yang terdiri dari feronikel dan bijih nikel yang positif.
Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan pertumbuhan kinerja operasi dan penjualan komoditas nikel Antam yang positif mencerminkan upaya perusahaan untuk memperkuat pertumbuhan kinerja tahun 2019.
"Seiring dengan tingkat pertumbuhan permintaan produk komoditas Antam yang semakin meningkat, kami siap memanfaatkan momentum positif ini melalui peningkatan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama Perusahaan dengan menjaga biaya tunai produksi tetap rendah guna memberikan imbal hasil yang positif kepada pemegang saham," kata Arie dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/6/2019).
Baca juga: Antam Angkut 2000 Pemudik Naik Bus dan Kapal Laut
Berdasarkan catatan Antam, volume produksi feronikel mencapai 10.736 ton nikel (TNi). Angka tersebut stabil dibandingkan capaian produksi lima bulan pertama tahun 2018 lalu yakni sebesar 10.617 TNi.
Sejalan dengan tingkat produksi, penjualan feronikel pada lima bulan pertama mencapai 10.728 TNi, tumbuh sebesar 13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau mencapai 9.511 TNi.
Sedangkan untuk produk bijih nikel, pada lima bulan pertama 2019, total volume produksinya mencapai 3,98 juta wet metric ton (wmt) atau tumbuh sebesar 25% dibandingkan total volume produksi lima bulan pertama 2018 sebesar 3,19 juta wmt.
Adapun, pertumbuhan produksi itu seiring dengan tingkat produksi feronikel Antam serta pertumbuhan tingkat penjualan bijih nikel Perusahaan. Pada lima bulan pertama 2019, volume penjualan bijih nikel mencapai 3,11 juta wmt, tumbuh sebesar 93% dibandingkan volume penjualan pada lima bulan pertama 2018 sebesar 1,61 juta wmt.
Di sisi lain, Antam juga terus fokus dalam melakukan strategi pengembangan perusahaan yakni dengan melakukan hilirisasi mineral. Salah satu proyek kunci Antam yang saat ini tengah digarap adalah proyek pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) dengan kapasitas produksi sebesar 13.500 TNi.
Rencananya, proyek tersebut akan memulai periode produksi pada semester kedua 2019. Antam juga berencana meningkatkan nilai tambah komoditas mineral, terutama untuk mengolah cadangan bijih nikel kadar rendah. Untuk itu, Antam menggandeng mitra strategis Ocean Energy Nickel International Pte. Ltd bekerjasama dalam Proyek Pengembangan Pabrik Nickel Pig Iron (NPI) Halmahera Timur dengan mitra (OENI).
Baca juga: Hadir untuk Negeri, Antam Beri Bingkisan untuk 1.000 Anak Yatim
Proyek NPI memiliki total kapasitas produksi mencapai 320.000 ton NPI atau setara dengan 30.000 ton nikel yang terdiri dari 8 lini produksi. Direncanakan dua lini pertama akan memulai fase produksi pada Triwulan ke-4 tahun 2020.
Dalam hal pengembangan komoditas bauksit, saat ini Antam terus berfokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) bekerjasama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (Inalum) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar satu juta ton SGA per tahun (Tahap 1). (ega/hns)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.