Sedangkan Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Bahlil Lahadalia mengatakan, kini diperlukan kebijakan pemerintah yang mampu mendorong gairah investasi, sebagai salah satu upaya untuk membangkitkan kembali daya beli masyarakat yang tengah melemah.
Pemerintah seharusnya merelaksasi kebijakan agar kegiatan bisnis bisa kembali bergairah, namun yang dilakukan justru sebaliknya di sejumlah sektor.
“Namun sayangnya, kami justru melihat, beberapa kementerian malah mengeluarkan kebijakan yang ketat. Ini misalnya Kemenkeu serta Kementerian Kelautan dan Perikanan. Salah satu solusi yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengairahkan kegiatan bisnis yaitu melakukan relaksasi,” kata Bahlil kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (1/8).
Menurut dia, ada banyak faktor yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Salah satunya adalah kenaikan tarif energi misalnya elpiji dan listrik. Kenaikan ini langsung mengena masyarakat bawah, sehingga meyebabkan terjadinya penurunan penjualan di sektor ritel pada semester I-2017. Demikian pula penjualan semen turun.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.