Hitungan Valuasi Divestasi Freeport Indonesia Sudah di Jokowi
Jakarta: Hasil hitungan valuasi divestasi PT Freeport Indonesia (PTFI) sudah diajukan kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Disampaikan Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, hasil perhitungan PT Inalum (Persero), holding BUMN pertambangan itu sudah disampaikan kepada Presiden Jokowi.
"Iya. Sudah diajukan," kata Fajar saat ditemui di Komplek Parlementer Senayan, Jakarta, Selasa, 5 Juni 2018.
Namun demikian, Fajar tidak mau menjawab mengenai besaran harga dari valuasi tersebut. Dia membantah ketika dikonfirmasi mengenai informasi yang beredar bahwa hasil dari valuasi itu sebesar USD5 miliar.
"Tidak. Tidak," ucap Fajar.
Fajar melanjutkan akuisisi bisa langsung dilakukan jika presiden memberikan restu atau lampu hijau atas hitungan tersebut. "Iya (harus persetujuan Presiden)," kata Fajar.
Ada lima lembaga keuangan yang menghitung besaran divestasi Freeport Indonesia di antaranya Morgan Stanley sebesar USD3,6 miliar, Deutsche Bank sebesar USD3,3 miliar, HSBC USD3,85 miliar, UBS sebesar USD4 miliar; dan RBC USD3,73 miliar. Kelima perhitungan itu sudah masuk didalamnya konversi hak partisipasi Rio Tinto sebesar 40 persen.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.