Holding Tambang Akan Mengelola Sumber Daya Secara terintegrasi
SAHAM.NEWS, JAKARTA – Pengumuman Holding tambang akan segera diumumkan minggu ini, dimana perusahaan yang tergabung dalam holding tersebut akan diarahkan untuk mengelola sumber daya utama yang merupakan lini bisnis utama.
PT Inalum akan menjadi induk usaha bagi perusahaan tambang lainnya, seperti: PT Antam (Persero) Tbk., PT Bukit Asam (Persero) Tbk., dan PT Timah (Persero) Tbk. Keahlian tiap masing masing perusahaan menjadi kelebihan apabila disinergikan secara bersama.
“Nantinya pengolaan sumber daya akan lebih terintegrasi, misalnya PTBA siap mengambil alih aset tambang batubara perusahaan lain dalam satu holding PT Inalum,” ujar Arviyan Arifin, Direktur Utama PTBA .
“Melalui Holding Bumn Tambang, ANTM dan TIMAH tidak perlu lagi memiliki IUP pertambangan batubara, karena otomatis akan pindah ke Bukit Asam, demikian pula sebaliknya apabila mereka membutuhkan listrik, maka Bukit Asam akan sediakan, ujar
“Dengan adanya holding [induk usaha BUMN tambang] ini, otomatis ya, buat apa lagi Antam dan Timah punya IUP [izin usaha pertambangan] batu bara? Otomatis itu akan pindah ke Bukit Asam. Sama halnya kalau mereka butuh listrik, akan disediakan oleh Bukit Asam,” kata Arviyan Arifin, Direktur Utama PTBA .
Direktur Utama PTBA, Arviyan menilai bahwa ANTAM dan TIMAH dipaksa untuk terus mengelolah batu bara maka akan tidak memenuhi skala keekonomian. Hal ini berbeda apabila tambang batu bara ANTM dan TIMAH bila dikelolah oleh PTBA yang memang sudah ekspertasi dibidang batu bara.
“Dengan sinergi yang tercipta, maka biaya yang akan dikeluarkan menjadi lebih rendah dan efisien, misal kalau listrik dibangun sendiri jatuhnya mahal, tetapi bila PTBA yang mengerjakan maka harga lebih murah karena batu bara kita ada,” ujar arifin.
Pernyataan diatas diyakini juga oleh Direktur Utama ANTAM, Arie Prabowo Ariotedjo yang menjelaskan bahwa ANTAM barusaja memiliki pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara dengan kapasitas 100 megawatt (MW) untuk mendukung smelter di Halmahera Timur. Nilai investasi yang dibutuhkan sekitar Rp3 triliun. Dengan adanya sinergi antar perusahaan tambang, biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan akan menjadi lebih murah dan secara pengelolaan menjadi lebih efisien.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.