Bengkulu tercatat sebagai wilayah penghasil tambang batubara, karet dan minyak kelapa sawit, ternyata menyimpan kandungan emas dalam jumlah besar. Khusunya kawasan hutan lindung Kabupaten Seluma.
Sekretaris Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu, Oktaviano mengatakan, potensi emas itu belum bisa digali karena kendala izin pinjam pakai lahan yang dikuasai Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK).
"Sudah ada satu perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri yang mengajukan izin eksplorasi, tetapi belum kami proses karena sebagian besar lahan ada di kawasan yang dikuasai negara," ujar Oktaviano, Rabu (24/8).
Pertambangan emas di lokasi hutan lindung hingga kini belum mendapatkan izin dari pemerintah pusat. Rencananya, lokasi pertambangan yang masuk dalam kawasan hutan lindung itu nantinya akan menggunakan izin pakai lahan. Saat ini, terang dia, sudah ada salah satu perusahaan yang ingin mengurus kelengkapan tersebut. Dalam arti untuk menggarap lahan menjadi pertambangan emas. (fd/ok/l6)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.