JAKARTA – PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau INALUM dan Universitas Cendrawasih hari ini menandatangani Nota Kesepakatan (MOU) Kerjasama Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat serta Pengembangan Bidang Pertambangan, Industri dan Energi. Penandatanganan ini dilakukan di kantor Inalum Jakarta oleh Direktur Utama INALUM Budi Sadikin dan Rektor Universitas Cendrawasih (Uncen) Dr. Ir. Apolo Safanpo, S.T., M.T. Penandatanganan ini juga disaksikan oleh Pembantu Rektor IV Drs. Fredrik Sokoy, M.Si, Pembantu Rektor 2 Prof. Dr. Arung Lamba, M.Si dan Direktur Mining and Metals Industry Indonesia Ratih Amri.
Budi Sadikin mengatakan, salah satu mandat Holding Industri Pertambangan adalah menguasai dan mengelola sumber daya alam. Untuk mencapai ini, perlu disiapkan sumber daya manusia yang mumpuni. Inalum mendirikan Mining and Metals Industry Indonesia (MMII) yang salah satu fungsinya adalah bersama universitas dan lembaga riset terkemuka mencetak dan mengembangkan kemampuan para ahli tambang di Indonesia. Kerja sama dengan Universitas Cendrawasih merupakan salah satunya.
“Kami berharap dengan menyiapkan sumber daya manusia di Papua, kedepannya SDA juga bisa dikelola secara mandiri oleh putra putri Indonesia, khususnya putra putri Papua,” ujar Budi dalam siaran pers, Jakarta, Rabu (16/1).
Nota Kesepahaman ini bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan pertambangan, industri dan energi nasional yang berkelanjutan melalui kerjasama di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta pengembangan di bidang pertambangan, industri dan energi.
Rektor Universitas Cendrawasih Dr. Ir. Apolo Safanpo, S.T., M.T. mengatakan di sela-sela penandatangan MoU, “Kami mengapresiasi dan menyambut baik ajakan kerja sama di bidang tambang ini. Sumber daya alam di Papua sangat kaya, namun sumber daya manusianya terbatas. Jadi kami berharap kerja sama ini dapat membantu mengatasi kendala tersebut kedepannya.”
Ruang lingkup nota kesepakatan antara INALUM dan Uncen diantaranya meliputi penyusunan rekomendasi kebijakan strategis untuk mendukung pengelolaan pertambangan, industri, dan energi yang berkelanjutan; serta mengembangkan pertambangan yang ramah lingkungan.
Saat ini MMII telah menandatangani nota kesepakatan dengan lembaga riset terkemuka dari Amerika Serikat, Massachusetts Institute of Technology Energy Initiatives (MITEI). Kolaborasi ini dilakukan dalam rangka meningkatkan pengembangan teknologi energi rendah karbon dan pertambangan yang berkelanjutan. Kolaborasi dengan MITEI akan membantu INALUM mengembangkan proyek industri pertambangan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, tetapi berbiaya rendah.
Tentang Holding Industri Pertambangan Holding Industri Pertambangan resmi dibentuk pada 27 November 2017 dimana INALUM menjadi Induk Usaha Holding dan PT Aneka Tambang Tbk., PT Bukit Asam Tbk., PT Timah Tbk., dan PT Freeport Indonesia sebagai anggota Holding. INALUM memegang 65% saham PT Aneka Tambang Tbk., 65.02% saham PT Bukit Asam Tbk., 65% saham, PT Timah Tbk., dan 51,2% saham PT Freeport Indonesia.
Sampai dengan Juni 2018, INALUM membukukan Pendapatan Konsolidasi sebesar Rp 30.1 triliun, tumbuh 59% dari tahun lalu. EBITDA Konsolidasi mencapai Rp 9.2 triliun, tumbuh 92% dari tahun lalu. Laba Bersih Konsolidasi mencapai Rp 5.3 triliun tumbuh 174% dari tahun 2017.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.