INDUSTRI PERTAMBANGAN, Induk Usaha BUMN Tambang Ekspansif
Bisnis.com, JAKARTA — Empat perusahaan yang tergabung dalam induk usaha BUMN industri pertambangan menganggarkan belanja modal pada 2018 Rp16,8 triliun.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, berdasarkan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2018, belanja modal untuk tahun ini meningkat drastis dibandingkan dengan prognosis 2017.
"Rencana capex [capital expenditure/belanja modal] 2018 untuk BUMN tambang, PT Antam Tbk. dari Rp1,3 triliun jadi Rp3,2 triliun, PT Bukit Asam Tbk. dari Rp1,7 triliun jadi Rp6,5 triliun. PT Timah Tbk. dari Rp1,6 triliun jadi Rp2,6 triliun," ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Senin (29/1).
PT Inalum (Persero) yang menjadi induk ketiga perusahaan tersebut menganggarkan belanja modal Rp4,36 triliun. Nilai tersebut naik drastis dari prognosis belanja modal 2017 senilai Rp1,09 triliun.
Proyek-proyek penghiliran mineral mendominasi rencana belanja modal para anggota induk usaha BUMN industri pertambangan tersebut.
Inalum dan Antam memiliki proyek yang digarap bersama, yakni smelter alumina di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, nilai proyek tersebut mencapai US$700 juta untuk tahap pertama dengan kapasitas 1 juta ton smelter grade alumina (SGA) per tahun. Proyek itu sedang dalam tahap studi kelayakan bank yang ditargetkan selesai April 2018.
Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan, selain smelter alumina, proyek yang tengah digarap bersama Inalum, ada smelter feronikel (FeNi) di Halmahera Timur yang sedang dikerjakan. Proyek tersebut dibangun dengan dana penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp3,5 triliun. "Sekarang sudah konstruksi dan progresnya 23,75%," ujarnya.
Direktur Utama Timah Riza Pahlevi Tabrani menyatakan bahwa pihaknya akan memperbesar kapasitas pabrik timah kimia dan timah solder. Selain itu, ada juga pembangunan smelter ausmelt.
Belanja modal PTBA pada tahun ini sebagian besar akan digunakan untuk gedung dan biaya rutin. (Lucky L. Leatemia)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.