PT Inalum mengungkapkan sebelumnya, transaksi pembelian saham PTFI dilakukan setelah tercapainya kesepakatan empat poin negosiasi antara pemerintah dengan Freeport-McMoRan Inc (FCX) dari Amerika Serikat, yang sebelumnya menguasai saham mayoritas. Inalum juga sudah mendapatkan pendanaan melalui penawaran surat utang global senilai US$ 4 miliar. Jumlah tersebut cukup untuk membeli 45,62% saham Freeport Indonesia senilai US$ 3,85 miliar.
Pembelian saham melalui skema divestasi tersebut akan membuat Inalum menjadi pemegang mayoritas atau sekitar 51% saham Freeport Indonesia. Berdasarkan kerangka waktu yang dipaparkan Inalum dalam rapat Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) disebutkan, penyelesaian transaksi divestasi paling lambat pada Desember ini. "Transaksi (divestasi) ini menunggu empat poin yang dulu itu," kata Head of Corporate Communications Inalum Rendi Ahmad Witular kepada Investor Daily di Jakarta, baru-baru ini.
Pemerintah RI dan FCX sebenarnya sudah mencapai kesepakatan umum terkait empat poin negosiasi tersebut pada 27 Agustus 2017. Kesepakatan ini adalah, pertama, PTFI mengubah Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi Produksi dan mendapatkan jaminan operasi.
Kedua, PTFI akan membangun smelter dalam jangka waktu 5 tahun. Ketiga, pemerintah memberikan jaminan fiskal dan regulasi untuk operasional PTFI. Keempat, FCX bersedia mengurangi kepemilikan di PTFI sehingga entitas Indonesia bisa memiliki 51% saham di PTFI. Setelah 4 butir tersebut disepakati, maka PTFI akan mendapatkan perpanjangan masa operasi 2x10 tahun hingga 2041.
Sementara itu, berdasarkan data dari Freeport-McMoran, operasi Freeport di Indonesia menghasilkan keuntungan operasi US$ 2,94 miliar hingga kuartal III-2018. Perolehan ini melonjak 185,2% dibanding periode sama 2017 senilai US$
1,03 miliar. Dalam periode yang sama, laba bersih Freeport- McMoran mencapai US$ 2,11 miliar, melonjak 172,8%
dibanding sebelumnya US$ 0,78 miliar.
Sedangkan produksi operasi Freeport di Indonesia pada periode tersebut mencapai 990 juta pon tembaga atau naik 53% dari sebelumnya 647 juta pon. Selain itu, emas sebanyak 2,09 juta ons, atau melambung 110,6% dibanding 0,99 juta ons sebelumnya. (rap/en)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.