JAKARTA – PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) menargetkan pendapatan perusahaan dari penjualan ekspor mineral, batu bara, dan produk hilirisasi mencapai US$ 2,51 miliar pada tahun ini. Angka ini naik 33% dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar US$ 1,89 miliar.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kenaikan tersebut terutama ditopang oleh kinerja ekspor PT Bukit Asam Tbk dan PT Aneka Tambang Tbk. Holding Industri Pertambangan disebutnya mencatatkan pertumbuhan nilai ekspor sebesar 83% dari Januari hingga Agustus 2018, yakni sebesar US$ 1,57 miliar dari pencapaian akhir tahun lalu US$ 1,89 miliar.
Ke depan, tutur Budi, Inalum juga akan meningkatkan ekspor hasil produksi. Hal ini lantaran Inalum merupakan satu-satunya produsen aluminium primer di Indonesia. Dia berharap Inalum bisa menjadi perusahaan aluminium global.
“Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah dengan melakukan ekspor ke Malaysia,” kata Budi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (2/10). Inalum mengekspor 20 ribu ton aluminium ingot ke Trafigura Pte. Ltd, di Port Klang Malaysia.
Dia menjelaskan, ekspor aluminium ingot ke Malaysia ini akan menjadi langkah nyata untuk menjadikan Inalum sebagai perusahaan global terkemuka. Pihaknya juga akan terus menjalin kerja sama dengan pembeli di luar pasar Indonesia, seperti yang dilakukan dengan perusahaan Malaysia tersebut.
“Ke depan, Inalum diharapkan mampu membawa Indonesia sebagai salah satu pemain global dalam pasar aluminium,” ujar Budi.
Peningkatan kinerja ekspor ini disebutnya sesuai dengan mandat pembentukan Holding Industri Pertambangan untuk menjadi perusahaan kelas dunia.
Budi juga menjelaskan Inalum terus mengejar berbagai target, seperti pengembangan kapasitas produksi menjadi satu juta ton dan peningkatan devisa negara melalui kegiatan ekspor aluminium. Ekspor Inalum, khususnya aluminium ingot, tahun ini diproyeksikan mencapai 40 kilo ton senilai US$ 79 juta dengan tujuan ekspor ke negara-negara Jepang, Swiss, Singapura, Inggris, Australia, Korea Selatan, Hong Kong, Malaysia, dan Belanda. (rap)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.