Inalum Targetkan Proyek Smelter Alumina Dikerjakan Bersama Antam
IMQ, Jakarta — PT Inalum (Persero) menargetkan proyek smelter alumina yang dikerjakan bersama PT Antam Tbk (ANTM) dan Chalco bisa berproduksi pada 2021, menyusul konstruksi yang dijadwalkan dimulai pada semester II tahun depan.
Masa pembangunan proyek itu diperkirakan memakan waktu 3 tahun, sehingga fasilitas permunian yang berlokasi di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, tersebut akan mulai berproduksi pada 2021.
"Kami harus menyelesaikan tahap bankable feasibility study. Proses tersebut diharapkan bisa selesai Maret tahun ini. Masih ada beberapa hal yang perlu kita bereskan, mudah-mudahan di semester kedua tahun ini sudah bisa mulai konstruksinya," kata Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin kepada pers di Jakarta, Jumat (19/1).
Proyek dengan kapasitas 1 juta ton smelter grade alumina (SGA) per tahun itu membutuhkan dana US$600 juta hingga US$700 juta. Berdasarkan rencana awal, smelter tersebut akan memiliki kapasitas hingga 2 juta ton SGA per tahun.
"Apabila berlanjut ke tahap 2, dana yang dibutuhkan bisa mencapai US$1,4 miliar. Ini proyeknya agak besar dan mesti ada pinjaman," papar Budi.
Soal pemilihan mitra, lanjut Budi, Alumunium Corporation of China Limited (Chalco) memiliki kualifikasi di bidang teknologi yang efisien serta mumpuni.
"Selain itu, perusahaan asal China tersebut bersedia memiliki saham minoritas," ujarnya.
Sedangkan Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo menambahkan, untuk mengerjakan proyek tersebut, pihaknya bersama Inalum dan Chalco membentuk perusahaan patungan bernama PT Borneo Alumina Indonesia.
"Kepemilikan saham Antam dan Inalum akan mencapai 70%. Adapun Antam berharap bisa menguasai minimal 30% saham," tutur Arie.
Nantinya, SGA yang dihasilkan akan dibeli langsung oleh Inalum. Adapun kebutuhan alumina Inalum saat ini masih sekitar 500.000 ton per tahun untuk diolah menjadi 250.000 ton hingga 260.000 ton aluminium per tahun.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.