Jakarta, EnergiToday-- Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (DJBC Kemenkeu) menyatakan, Indonesia bakal memiliki pusat logistik timah pertama pada Oktober 2016.
Kepala Seksi Pusat Logistik Berikat (PLB) Direktorat Fasilitas Kepabeanan DJBC, Dorothea Sigit berharap peraturan ILB bisa terbit sesuai target. Pemerintah sendiri ILB sendiri sudah memiliki gudang dengan segala peralatan dan kamera pengintai.
Direktur Utama ICDX, Megain Widjaja sebagai pengelola ILB menyatakan, timah menjadi komoditas perdana yang disiapkan ILB nya oleh pemerintah. Ia menyebut nantinya juga akan dibangun gudang untuk komoditas lainnya. "Ini tahap awal, ini untuk menampung timah. Nanti pada kemudian hari dapat dikembangkan untuk komoditas lain," kata Megain, Kamis (18/8).
Pilihan Redaksi
Ketahui Bahaya Bungkus Makanan dengan Alumunium Foil
Timah Patok Pendapatan dari Anak Usaha Capai 10 Persen
Terkontaminasi Timah, Bumbu Kari Ditarik dari Pasaran
Ia menjabarkan, transaksi ICDX pada 2013 memperdagangkan 18 ribu ton timah, kemudian meningkat menjadi 54 ribu ton pada 2014. Kenaikan ini terus terjadi pada tahun 2015 menjadi 70 ribu ton. Sementara, untuk semester I 2016 ini ICDX telah memperdagangkan 32.600 ton timah. (id/l6/mt/ci)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.