Indonesia Bisa Jadi Penghasil "Stainless Steel" Terbesar Setelah China
JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan hilirisasi mineral terkait pelarangan ekspor biji nikel telah mendorong pembangunan smelter-smelter di berbagai wilayah di dalam negeri.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartato mengatakan, saat ini smelter-smelter nikel yang sudah terbangun di beberapa titik di wilayah Indonesia ini memiliki kapasitas produksi hingga lima juta ton stainless steel.
"Kalau kita memproduksi lima juta ton stainless steel, kita menjadi produsen nomor dua di dunia setelah China," ujar Airlangga usai menghadiri rapat koordinasi pemanfaatan hasil tambang di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu (2/11/2016).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan sebelumnya pernah mengatakan, saat ini Indonesia dan Filipina mengontrol lebih dari 60 persen perdagangan nikel dunia. Industri hilir nikel juga sudah berkembang pesat di Indonesia, dengan investasi tercatat hampir Rp 5 miliar.
Bahkan sudah ada produk turunan seperti stainless steel dan produk yang lebih hilir untuk diekspor. China pun mengimpor 40 persen hingga 60 persen nikel dan produk hilirnya dari Indonesia. China juga membuka industri hilir nikel di Indonesia.
Sementara itu, total smelter nikel di Indonesia saat ini tercatat ada 22 perusahaan. Adapun untuk bauksit, Luhut juga menuturkan, perkembangan hilirisasi untuk bauksit sudah baik. Dengan demikian tidak perlu ada relaksasi ekspor konsentrat.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.