Jakarta – Sebanyak 32 proyek pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) menyerap total investasi sebesar US$ 18 miliar (Rp 240,39 triliun).
Proyek hilirisasi industri berbasis sumber daya alam tersebut mampu menyerap 28 ribu tenaga kerja langsung sebanyak 28 ribu orang, dan pembangunannya tersebar di 22 kabupaten/kota dan 11 provinsi di Indonesia.
“Kelanjutan dari 32 proyek tersebut, sebanyak 20 proyek sudah 100% rampung, sembilan proyek dalam tahap pembangunan, dan 3 proyek dalam tahap perencanaan,” kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) I Gusti Putu Suryawirawan, Kamis (2/3).
Dari jumlah smelter tersebut, lanjut Putu, terdapat 22 industri yang telah bergabung dengan Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I), dan 75%nya telah beroperasi secara komersial.
Dia menegaskan, Kementerian Perindustrian memang tengah fokus melaksanakan program hilirisasi industri berbasis sumber daya alam sebagai upaya untuk memaksimalkan peningkatan nilai tambah di dalam negeri, sehingga mampu mendongkrak kontribusi sektor manufaktur terhadap perekonomian nasional. Kebijakan hilirisasi ini juga akan memperkuat daya saing dan struktur industri nasionalsekaligus menumbuhkan populasinya.
“Upaya ini dapat pula memberikan dampak luas terhadap perekonomian nasional melalui penyerapan tenaga kerja dan penerimaan devisa negara,” tegas dia.
Hal tersebut, kata dia, sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, di mana pemerintah memacuprogram hilirisasi melalui industri pengolahan dan pemurnian atau smelter.
“Smelter merupakan industri padat energi dan padat modal,” ungkap Putu.
Putu optimistis, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri smelter berbasis logam karena termasuk dari 10 besar negara di dunia dengan cadangan bauksit, nikel, dan tembaga yang melimpah.
“Untuk pengembangan industri berbasis mineral logam khususnya pengolahan bahan baku bijih nikel, saat ini difokuskan di kawasan timur Indonesia," kata dia.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.