Industri Tambang Banyak Tantangan, KPC Tak Takut Ekspansi
AKURAT.CO, Meskipun dalam beberapa tahun ke belakang industri pertambangan tengah mengalami periode harga yang cenderung rendah dan margin yang terkompresi. Tak membuat PT Kapuas Prima Coal (KPC) yang merupakan perusahaan tambang mineral, gentar untuk semakin melakukan ekspansi.
Direktur KPC Hendra Susanto William mengatakan, meski masih menghadapi sejumlah tantangan namun perusahaan meyakini permintaan terhadap komoditas logam masih akan terus meningkat di masa mendatang. Seiring dengan peningkatan jumlah populasi global dan pembangunan infrastruktur.
"Faktor-faktor ini yang akan mendorong permintaan terhadap mineral dan logam," ujar Hendra di Gedung BEI Jakarta, Selasa (26/9).
Hal itu pun membuat optimisme perusahaan jika prospek usaha ini masih membaik dan menjanjikan di masa mendatang. Keyakinan tersebut didukung oleh banyaknya produk tambang (Fe,Pb dan Zn) yang dihasilkan, sehingga membuat perusahaan memiliki memperoleh pendapatan dari berbagai sumber produk tambang yang membuat risiko bisnis menjadi tersebar (disperse).
"Hingga kini produk tambang perusahaan berorientasi eksport, terutama ke China. Tapi tidak menutup kemungkinan di masa depan untuk pasar domestik, sejalan pertumbuhan pembangunan infrastruktur dalam negeri," imbuh dia.
Menurutnya, sejauh ini perusahaan sudah tak terlalu fokus pada produksi biji besi. Karena pihaknya tak memiliki smelter.
"Target revenue Rp138 miliar itu sampai april, target kita sampai akhir tahun Rp350 miliar untuk revenue. Serta Rp35-40 miliar net profit," tambahnya.
Sebagai informasi, perusahaan ini didirikan pada tahun 2005 dengan kegiatan usaha di bidang pertambangan dan perdagangan. Adapun lokasi penambangan di Desa Bintang Mengalih, Kecamatan Belantikan Raya, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah berjarak 190 km dari Pangkalan Bun, dengan pelabuhan di Kalaf. Dengan wilayah penambangan 5,569 Ha.
Produk tambang yang dihasilkan adalah timbal (Pb), Seng (Zn) dan bijih besi (Fe).Perusahaan memiliki floatation plant. Selain itu, perseroan juga memiliki 30% di PT Kapuas Prima Citra yang merupakan smelter timbal (Pb) dengan sisa kepemilikan 70% dimiliki oleh PT Indonesia Royal Resources yang telah berpengalaman di smelter timbal berkapasitas pabrik 40.000 ton konsentrat timbal (pb). Menghasilkan 20.000 ton timbal bullion per tahun.[]
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.