Ingin Gantikan TKA, Morowali Industrial Gandeng UGM Siapkan SDM
YOGYAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT Indonesia Morowali Indonesia Park (IMIP) melakukan kerjasama pengembangan industri berbasis nikel di kawasan Morowali, Sulawesi Tengah. Sebagai tindaklanjutnya, Rektor UGM Prof Panut Mulyono dan Direktur Pengembangan PT IMIP Dedi Mulyadi melakukan penandatangan kesepakatan kerjasama tersebut di gedung pusat UGM, Rabu (12/6/2019).
Adapun ruang lingkup kerja sama meliputi bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengembangan sumberdaya. Kawasan industri nikel di Morowali saat ini mempekerjakan 33.000 orang dan diperkirakan akan meningkat menjadi 40.000 pada akhir tahun serta 80.000 tenaga kerja di tahun 2023.
Direktur Pengembangan PT Indonesia Morowali Industrial Park, Dedi Mulyadi mengatakan kerja sama ini terutama dalam bidang sumber daya manusia (SDM). Utamanya dalam proses alih teknologi untuk menggantikan tenaga kerja asing (TKA) yang ada di industrui tersebut. Dimana saat ini untuk teknologi pengoloahan nikel banyak dikuasai perusahaan dari Tiongkok. Sehingga diharapkan dengan tenaga kerja yang bekemampuan bisa mengganti mereka.
“Visi ke depan teknologi smelter itu harus kita kuasai, sebagai anak bangsa agar tidak menjadi penonton di negeri sendiri,” katanya
Dedi menjelaskan untuk mempersiapkan dan memperkuat SDM tersebut, salah satunya juga telah mendirikan politeknik di Morowali Untuk itu selain dengan UGM, untuk memasok tenaga kerja berkualitas juga telah mengandeng UI dan ITB dalam pengembangan pendidikan politeknik di Morowali.
Rektor UGM Prof Panut Mulyono berharap adanya kerjasama ini nantinya akan memberikan manfaat lebih besar bagi kedua belah pihak. Terutama untuk kerja sama pengembangan sumber daya, diharapkan nantinya akan banyak lulusan dari UGM yang berminat bekerja di perusahaan tersebut. “Itulah harapan kami dengan adanya kerjasama ini,” harapnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.