Ini 16 Wilayah Tambang yang Dilelang Pemerintah pada April 2018
JAKARTA – Pemerintah akan melelang 16 wilayah pertambangan pada April 2018, terdiri 10 Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dan enam Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK).
Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, mengatakan komoditas yang ada di wilayah-wilayah tersebut bervariasi, mulai dari batu bara hingga logam mineral seperti nikel dan emas. Seluruhnya merupakan hasil penciutan atau wilayah bekas kontrak yang telah diterminasi.
Ada lima wilayah tambang yang merupakan sebelummya adalah wilayah kontrak karya komoditas nikel, yakni daerah Latao, Suasua, Matarape, Kolonodale dan Bahodopi Utara.
“Yang nikel semua bekas KK, yang batu bara itu terminasi,” kata Agung kepada Dunia Energi, akhir pekan lalu.
Menurut Agung, lima wilayah tambang nikel yang akan dilelang merupakan bekas wilayah PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dari total delapan baru lima yang akan dilelang. Sisanya masih dalam proses perhitungan data cadangan.
“Lima bekas Vale, belum semua kan ada delapan. Baru lima yang dapat kami hitung kompensasi datanya. (Sisanya) Lagi diproses di minerba,” ungkap dia.
Agung mengatakan perhitungan dilakukan Badan Geologi bersama -sama dengam Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM.
“Dari data yang ada, berapa sih kompensasi terhadap data yang ada. Maka keluarlah angka minimal untuk proses lelang,” tukasnya.
Untuk wilayah tambang bekas pakai kontrak karya dan PKP2B yang melelang sesuai dengan regulasi yakni pemerintah pusat. Untuk wilayah bekas Izin Usaha Pertambangan (IUP) merupakan wewenang pemerintah daerah, dalam hal ini gubernur yang akan melelang.(RI)
Berikut daftar wilayah pertambangan yang akan dilelang pada April 2018.
Usulan penetapan WIUP/WIUPK Tahap 1
Usulan WIUPK: 1. Daerah Latao, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. Luas wilayah 3.148 hektar. Komoditas nikel Baca juga Mitra Energi Siap Ekspansi ke Bisnis CNG
2. Daerah Suasua, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. 5.899 hektar. Komoditas nikel
3. Matarape, S Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.1.681 hektar. Komoditas nickel
4. Kolonodale, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. 1.193 hektar. Komoditas nikel
5. Bahodopi Utara, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Luas wilayah 1.896. Komoditas nikel
6. Rantau Pandan, Kabupaten Bungo, Jambi. 2.826 ha. Komoditas batu bara
Usulan WIUP: 1. Mulya Agung, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, 97.144 hektar. Komoditas bijih besi
2. Waringin Agung, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah 98.820 hektar. Komoditas emas
3. Tumbang Karanei, Kabupaten Katingan dan Gunung Mas, Kalimantan Tengah 96.719 hektar. Komoditas emas
4. Silo, Kabupaten Jember Jawa Timur, 4.023 hektar. Komoditas emas
5. Sribatara, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. 743 hektar. Komoditas aspal
6. Natai Baru, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. 6.674 hektar. Komoditas batu bara
7. Tumbang Nusa, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. 7.169 hektar. Komoditas batu bara
8. Baronang I, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, 3.226 hektar. Komoditas batu bara
9. Baronang II, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, 455 hektar. Komoditas batu bara
10. Piner, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, 9.750 ha, komoditas batu bara
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.