INILAH, Jakarta - Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bambang Gatot mengungkapkan, cadangan komoditas tambang di Indonesia.
Bambang memaparkan, untuk cadangan komoditas tembaga saat ini sebesar 2,76 miliar ton. Nah, jumlah itu sama dengan cadangan produksi bijih selama 39 tahun.
Sementara, realisasi produksi pada tahun 2018 sebesar 70 juta ton untuk bijih dan 3 juta ton konsentrat. Sementara kapasitas input eksisting di tahun 2019 sebesar 2,4 juta ton.
"Kapasitas input 2,4 juta ton (pada tahun 2019, red), outputnya 300 ribu katoda tembaga Katoda kebutuhan dalam negeri berdasarkan RIPIN yang dikeluarkan Perindustrian 2 juta ton, katoda tembaga masih kurang. Riilnya 218 ribu kebutuhan sekarang, 2 juta rencana, dengan kondisi riil 218 ribu kita masih positif 69 ribu," kata Bambang dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI Jakarta, Senin (8/7/2019).
Sedangkan cadangan komoditas nikel sebanyak 3,57 miliar ton dengan produksi tambang per tahun 17 juta ton bijih. Umur cadangan berdasarkan produksi bijih 184 tahun.
Selanjutnya, untuk besi cadangannya sebanyak 3 miliar ton dengan produksi bijih besi dan pasir besi 3,9 juta ton per tahun, dan konsentrat besi 3,1 juta on. Umur cadangan berdasarkan produksi bijih 769 tahun.
Kapasitas output untuk bijih besi 1,3 juta ton dan pasir besi 65,6 ribu ton. "Besi ada 3 miliar, dan ini masih umurnya panjang karena smelter besi banyak yang kurang. Kalau dilihat kebutuhan dan tersedianya besi riil itu 7 juta, sehingga kita minus, kurang dari kebutuhannya," kata dia.
Lalu cadangan tembaga 2,76 miliar ton dengan umur cadangan 39 tahun. Nikel cadangannya 3,57 miliar ton dengan umur cadangan 184 tahun
Kemudian, besi cadangan sebanyak 3 miliar ton dengan umur cadangan 769 tahun; Bauksit cadangan 2,4 miliar ton dengan umur cadangan 422 tahun; Emas cadangannya 1.132 Au dengan umur 28 tahun. "Sementara peran Cadangan 171.499 ton Ag. Umur cadangan 1.143 tahun. Serta Timah Cadangan 1,5 juta ton Sn, Umur cadangan 21 tahun," kata dia. (INILAHCOM)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.