Investasi Smelter Singkep Selatan Tunggu Perubahan Status Lahan
Investasi smelter di Tanjung Kruwing, Desa Marok Kecil, Kecamatan Singkep Selatan, dengan nilai investasi sebesar US$ 2 miliar dollar, masih belum bisa beroperasi.
Secara prosedur, investor telah memenuhi persyaratan perizinan dari pusat dan provinsi. Namun investasi belum dapat direalisasikan karena lokasi yang dipilih telah ditetapkan sebagai wilayah pertanian.
Riono, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lingga mengatakan, dengan demikian, kejelasan legalitas peruntukan lahan untuk investasi ini harus dijelaskan terlebih dahulu. Hal ini agar investasi yang masuk tidak menjadi persoalan hukum di kemudian hari.
“Pemkab Lingga hanya bersifat menunggu. Pemkab Lingga hanya menerima surat tembusan dari provinsi tentang investasi smelter. Untuk perizinan ada di Pemprov Kepri,” ungkapnya kepada keprinet.com, Rabu (20/07).
Dikatakannya, agar investasi tersebut dapat direalisasikan, Pemkab Lingga harus mengirim surat tentang perubahan status wilayah Desa Marok Kecil ke Pemprov Kepri, yang mana saat ini sedang penggodokan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kepri. “Bila dalam RTRW Kepri wilayah Desa Marok kecil berubah status menjadi industri. Jadi secara langsung Perda RTRW Lingga harus direvisi untuk menyesuaikan,” jelasnya.
Dirinya mengatakan, dengan adanya smelter tersebut, pihaknya akan terus mendukung. Nantinya akan memberikan masyarakat Lingga lapangan pekerjaan baru. Apalagi di saat sekarang ini masyarakat Lingga tidak memiliki lapangan pekerjaan yang jelas. Dengan demikian, masuknya investasi tersebut dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat Lingga.
“Nantinya investasi ini bakal menyerap 6.000 tenaga kerja lokal. Pemkab Lingga telah menyurati Menteri Dalam Negeri (Mendagri) untuk meminta petunjuk perubahan Perda RTRW yang menetapkan Marok Kecil sebagai wilayah pertanian,” tutupnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.