Investor Rusia berencana bangun smelter di Sulteng
Palu (ANTARA News) - Sebuah perusahaan pertambangan dari Rusia, Blackpace World, berencana membangun pabrik pengolahan nikel (smelter) di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.
Dua utusan perusahaan yakni Advisor to President Blackpace Yosef Paskananda dan Korium Toros bertemu dengan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola di Palu, Rabu, guna membicarakan rencana investasi tersebut.
Pertemuan itu didampingi Asisten II Bidang Ekonomi Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Elim B Somba.
Dalam pertemuan itu terungkap bahwa perusahaan rencananya akan membangun empat unit smelter secara bertahap di Ongkaya, Kecamatan Witaponda.
Perusahaan belum menjelaskan total investasi pertambangan nikel di Morowali tersebut.
Saat ini perusahaan telah mengantongi tiga izin usaha pertambangan (IUP) dengan total areal seluas 1.744 hektare. Izin tersebut dibeli dari perusahaan lain yang telah mendapat legalitas dari pemerintah daerah.
"Tiga IUP itulah sumber utama perusahaan untuk memasok ore (biji nikel) kesmelter," kata Elim Somba.
Elim mengatakan kelihatannya perusahaan tersebut sangat serius membangunsmelter namun meminta dukungan kemudahan pelayanan birokrasi dari pemerintah daerah Provinsi SUlawesi Tengah.
Menurut Elim, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola merespons positif rencana investasi tersebut dengan tetap melaksanakan sesuai prosedur yang berlaku seperti mendaftarkan perusahaan di Badan Koordinasi Penanaman Modal dan terpenuhinya syarat analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).
"Nanti pemerintah siap membantu studi amdalnya," katanya.
Elim mengatakan perusahaan membutuhkan waktu yang cepat untuk membangun smelter tersebut karena mereka menargetkan satu unit smelter dapat dibangun dalam tempo sembilan bulan.
Elim mengatakan perusahaan juga meminta dukungan dari pemerintah daerah agar mereka difasilitasi bisa mendapatkan areal yang memiliki kandungan biji nikel sehingga menjamin keberlangsungan beroperasinya industri pengolahan.
"Salah satu yang mereka harapkan adalah lahan hasil penciutan dari PT. Vale," katanya.
Perusahaan juga bersedia mengeluarkan dana untuk tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility/CSR seperti rumah sakit keliling (mobile hospital) untuk masyarakat di sekitar lokasi tambang.
"Semua mereka tanggung termasuk dokter dan peralatan medisnya," katanya.
Dari profile perusahaan yang diserahkan kepada gubernur, terungkap Blackpace World memiliki wilayah kerja di sejumlah negara antara lain Kolumbia, Panama, Venezuela, Singapur, Kualumpur dan Indonesia.
Di Indonesia perusahaan ini memiliki wilayah kerja di Kalimantan dan Sulawesi Tenggara di Kabaena.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.