Investor Tiongkok Tanam Modal 10 Miliar Dolar AS di Morowali
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan investor asal Tiongkok telah membenamkan modal senilai 10 miliar dolar AS di Morowali, Sulawesi Tengah.
Luhut menjelaskan, berdasarkan informasi dari tim Kemenko Kemaritiman, investasi dari negeri Tirai Bambu tersebut sudah jalan sejak kemarin untuk memproduksi nikel hingga stanles steel.
"Smelter investasi hampir 10 miliar dolar AS, tapi tidak pakai ribut-ribut, langsung kita kerjakan," tutur Luhut di gedung DPR, Jakarta, Senin (10/7/2017).
Menurut Luhut, dengan masuknya investasi tersebut maka nantinya dapat menyerap tenaga kerja kurang lebih 30 ribu orang, dimana nantinya pekerja asal Indonesia akan lebih besar dibanding asing.
"Asingnya nanti mungkin ada beberapa ratus, mungkin seribu orang," papar Luhut.
Selain di Morowali, kata Luhut, investor Tiongkok juga berencana berinvetasi 25 miliar dolar AS di Parapat, Sumatera Utara, untuk proyek infrastruktur.
"Ini B2B (business to business), bukan G2G (government to government). Dia (Tiongkok) cari partner Indonesia," ucap Luhut.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.