JK Sindir Aturan Pembangunan Smelter yang Tak Konsisten
Jakarta - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) berbicara berbicara mengenai transformasi untuk mendorong ekonomi termasuk aturan. JK membahasnya dalam seminar Nasional 'Transformasi Ekonomi Untuk Indonesia' yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Dalam kesempatan itu, JK mengatakan, bahwa tujuan transformasi adalah untuk menciptakan kemakmuran atau meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal itu, kata JK, harus diiringi dengan penciptaan nilai tambah dan aturan yang ketat.
"Kita memang perlu itu, jangan kita bikin aturan yang ketat lalu kita ubah lagi aturannya, itu banyak terjadi," kata JK di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, (9/8/2019).
Baca juga: JK Hingga Darmin Kumpul di Hotel Borobudur, Apa yang Dibahas?
Soal aturan yang berubah itu, JK kemudian menyindir kebijakan soal kewajiban pembangunan smelter yang diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 1 Tahun 2017 tentang usaha mineral dan batu bara. Aturan itu disebut diubah karena ada pihak yang masih belum bisa membangun smelter tersebut.
"Misalnya tentang aturan tahun 2017 itu semua harus smelter, tapi karena ada yang telat kita permisif lagi, terus ditunda lagi. Sehingga Kita tidak mencapai kecepatan seperti itu (negara-negara lain)," kata JK.
Dia mengatakan, suatu transformasi ekonomi membutuhkan kebijakan yang keras namun juga didorong oleh tingkat teknologi yang dikuasai masyarakat atau kemampuan masyarakat. "Semua negara seperti itu. Latihan yang bisa mentransform itu," jelasnya.
Dia mencontohkan, China berhasil mentransformasi dirinya dari negara agraris menjadi negara industri maju yang diiringi dengan kebijakan yang keras. Hal itu juga terjadi di Amerika Serikat (AS) yang berhasil melakukan transformasi dengan efisien.
"Amerika, itu ekspor terbesarnya itu tetap pertanian, tetap negara agraris dia itu sebenarnya. Dulu tahun 60-an itu yang bekerja itu di pertanian 33% orang Amerika, sekarang tinggal 7%, tapi porsinya meningkat 3-4 kali lipat karena pemakaian teknologi," kata dia.
Baca juga: Arcandra: Smelter Amman Mineral Beroperasi 2022
Untuk itu, JK menekankan, transformasi harus diiringi dengan suatu regulasi yang ketat sehingga betul-betul menciptakan dampak ekonomi yang signifikan. Selain itu penguasaan teknologi dan sumber daya manusia berkualitas juga dibutuhkan.
"Kita tempe kita aja bergantung dari Amerika. Jagung, ayam kita masih banyak kita impor dari AS dan Brazil. Jadi dari hal hal tersebut maka perlu dilakukan, transformasi itu dengan kebijakan yang keras," tegas JK.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.