Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah tidak mau lagi meneruskan ketergantungan Indonesia pada ekspor mineral mentah. Demi menyetop penjualan bahan galian tambang yang belum diolah, ia meminta anak buahnya untuk mengubah paradigma dengan membuat regulasi yang menciptakan nilai tambah bagi perekonomian nasional.
Jokowi berpendapat, negara-negara maju sudah sejak lama menghentikan penjualan sumber daya alam (SDA) yang belum diolah. Mereka sudah lebih dulu memperkuat industri pengolahan di dalam negeri, demi mendapatkan penerimaan negara yang lebih besar.
"Oleh sebab itu, kita harus tetap fokus untuk melakukan pengembangan hilirisasi industri, terutama hilirisasi pertambangan mineral," kata Jokowi, Rabu (22/3) sore di kantornya, dikutip dari laman Sekretariat Kabinet.
Untuk bisa mengekspor seluruh hasil perut bumi dalam bentuk turunan yang sudah diolah, mantan Walikota Solo meminta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan menteri terkait lainnya untuk menyelesaikan semua masalah dan hambatan bisnis pengolahan atau smelter di dalam negeri.
Jika ada hambatan regulasi seperti regulasi dan perizinan yang tumpang tindih, Jokowi meminta agar segera dipangkas secepat-cepatnya.
Ia mengaku memahami keluhan para pelaku usaha tambang, bahwa untuk mengembangkan hilirisasi pertambangan diperlukan adanya kepastian, adanya jaminan operasi jangka panjang.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.