Jokowi: Hilirisasi Industri Minerba Harus Terintegrasi dengan KEK
Suara.com - Presiden Joko Widodo mengajak jajarannya untuk berani mengubah paradigma lama terkait mineral dan batu bara (Minerba) sebagai komoditas menjadi Minerba yang mampu menciptakan nilai tambah bagi perekonomian nasional.
Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas dengan sejumlah Menteri Kabinet Kerja pada Rabu (22/3/2017), di Kantor Presiden, Jakarta.
"Menurut saya, era menjual komoditas sumber daya alam sudah berakhir. Menjual bahan mentah sudah kita hentikan," ujar Presiden.
Lebih lanjut, Kepala Negara melihat saat ini tren perkembangan negara-negara maju yang berani melakukan lompatan-lompatan kemajuan. Mulai dari negara penjual komoditas sumber daya alam bergerak menuju ke negara yang memperkuat industri pengolahan. Presiden pun meminta jajarannya untuk bergerak cepat mengembangkan hilirisasi industri di Tanah Air, khususnya pertambangan Minerba.
"Kita juga harus menuju kesana dan negara lain justru juga melompat lebih cepat lagi, bergerak ke negara industri jasa. Kita juga ingin bergerak cepat. Kecepatan sangat penting karena negara-negara yang lain juga bergerak sangat cepat," ungkapnya.
Tak lupa, Presiden juga meminta jajarannya untuk segera menyelesaikan segala permasalahan dan hambatan dalam pengembangan hilirisasi pertambangan Minerba. Mengingat kalangan industri memerlukan kepastian dan jaminan operasi jangka panjang dalam menjalankan usahanya.
"Jika ada hambatan regulasi seperti regulasi dan perizinan yang tumpang tindih, saya juga minta untuk segera dipangkas secepat-cepatnya. Dan kalau memang diperlukan, berikan mereka insentif tambahan bagi perusahaan-perusahaan yang mengembangkan hilirisasi," ucap Presiden.
Presiden meyakini industri pengolahan minerba akan tumbuh lebih cepat dan memberikan nilai tambah bukan saja pada penyerapan tenaga kerja tapi juga akan membuat pembangunan lebih merata bila pengembangan hilirisasi industri Minerba terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus. Maka itu, pemerintah harus terus mempersiapkan lahan, infrastruktur dan tenaga-tenaga terampil guna mendukung implementasi hilirisasi pertambangan Minerba.
"Saya ingin menekankan bahwa hilirisasi industri bisa melaju dengan cepat apabila didukung oleh kesiapan lahan, kawasan, suplai bahan baku, tenaga kerja yang terampil, ketenagalistrikan, infrastruktur, transportasi, pelabuhan, dan infrastruktur lainnya," ujar Presiden.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.