Jokowi Minta Pangkas Impor Besar-besaran Sektor Energi dan Bahan Baku
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo pun mengaku tak masalah atas gugatan Uni Eropa ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terhadap kebijakan pemerintah terkait larangan ekspor bijih nikel. Menurutnya, gugatan Uni Eropa perlu dihadapi. Sebab, dihentikannya ekspor bijih nikel juga merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menekan defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD). "Pak, kita mau tarung, apapun kita hadapi. Kita hentikan ekspor nikel ore keluar, ini usdah digudat sama Uni Eropa, digudat di WTO.
Kalalu defisit transaksi berjalan sudah beres siapapun yang gugat kita hadapi. Tapi ini juga kita hadapi, ngapain kita takut?" ujar dia ketika membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/12/2019). "Barang barang kita, nikel nikel kita, mau ekspor mau enggak suka-suka kita. Ya, enggak?" lanjut dia.
Sebab, hilirisasi juga perlu dilakukan untuk menumbuhkan industri dalam negeri. "Tapi Bapak/Ibu harus tahu, industri luar Indonesia ada yang jadi mati karena kita stop itu. Ini satu-satu, nikel dulu, nanti bauksit kita stop kalau siap, enggak sekarang. Diatur ritmenya jangan sampai digugat nikel, bauksit, batu bara, semuanya. Satu-satu," ujar dia. Sebagai informasi, sebagai salah satu upaya menekan ekspor barang mentah dan melakukan hilirisasi, pemerintah bakal melakukan pelarangan ekspor bijih nikel per Januari 2020 mendatang.
Namun, kebijakan tersebut ditentang oleh Uni Eropa. Bahkan, Uni Eropa mengajukan gugatan ke WTO.JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo pun mengaku tak masalah atas gugatan Uni Eropa ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terhadap kebijakan pemerintah terkait larangan ekspor bijih nikel.
Menurutnya, gugatan Uni Eropa perlu dihadapi. Sebab, dihentikannya ekspor bijih nikel juga merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menekan defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD). "Pak, kita mau tarung, apapun kita hadapi. Kita hentikan ekspor nikel ore keluar, ini usdah digudat sama Uni Eropa, digudat di WTO.
Kalalu defisit transaksi berjalan sudah beres siapapun yang gugat kita hadapi. Tapi ini juga kita hadapi, ngapain kita takut?" ujar dia ketika membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/12/2019).
"Barang barang kita, nikel nikel kita, mau ekspor mau enggak suka-suka kita. Ya, enggak?" lanjut dia. B
Sebab, hilirisasi juga perlu dilakukan untuk menumbuhkan industri dalam negeri. "Tapi Bapak/Ibu harus tahu, industri luar Indonesia ada yang jadi mati karena kita stop itu. Ini satu-satu, nikel dulu, nanti bauksit kita stop kalau siap, enggak sekarang. Diatur ritmenya jangan sampai digugat nikel, bauksit, batu bara, semuanya. Satu-satu," ujar dia.
Sebagai informasi, sebagai salah satu upaya menekan ekspor barang mentah dan melakukan hilirisasi, pemerintah bakal melakukan pelarangan ekspor bijih nikel per Januari 2020 mendatang. Namun, kebijakan tersebut ditentang oleh Uni Eropa. Bahkan, Uni Eropa mengajukan gugatan ke WTO.
judul "Jokowi: Nikel Kita, Mau Ekspor atau Enggak, Suka-suka Kita", https://money.kompas.com/read/2019/12/16/125200026/jokowi--nikel-kita-mau-ekspor-atau-enggak-suka-suka-kita. Penulis : Mutia Fauzia Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.