Jokowi Optimis Hilirisasi Nikel Mampu Tekan Defisit Transaksi Berjalan
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimis permasalahan defisit neraca perdagangan dan defisit neraca berjalan akan selesai dalam 3 tahun, jika program hilirisasi mineral khususnya nikel berjalan.
Menurutnya, defisit neraca dagang dan neraca berjalan merupakan masalah yang bertahun-tahun belum bisa diselesaikan, meski kontribusi ekspor sumber daya alam dari pertambangan besar.
"Berkaitan dengan current account deficit dan defisit neraca dagang yang sudah bertahun-tahun tak bisa kita selesaikan, sulit kita selesaikan. Meski kita tahu ekspor tambang berikan kontribusi besar pada neraca dagang kita," kata Jokowi saat menghadiri pemberian penghargaan IMA, di kawasan bisnis Sudirman, Jakarta, Rabu (20/11).
Jokowi pun menginginkan, Indonesia tidak ketergantungan mengekspor mineral mentah, dengan melakukan hilirisasi mineral untuk menciptakan barang setengah jadi hingga barang jadi.
"Sebab itu saya ajak, mengenai kepentingan hilirisasi. Saya ajak sore ini kita semuanya untuk memulai proses barang-barang tambang kita menjadi barang setengah jadi atau barang jadi," ujarnya.
Jokowi mengaku sudah menghitung dengan menghentikan ekspor nikel dan mengolahnya di dalam negeri, akan memperbaiki defisit neraca perdagangan dan defisit neraca berjalan dalam tiga tahun.
"Kalau semuanya menuju pada hilirisasi dan industrialisasi, barang jadi dan setengah jadi, saya yakin tak sampai 3 tahun, semua problem defisit bisa diselesaikan hanya dalam waktu 3 tahun. Itu hanya satu komoditas saja. Yang namanya nikel," ujarnya.
Selain menguntungkan negara, pengolahan mineral di dalam negeri juga akan menciptakan nilai tambah dan membuka lapangan kerja baru. "Sehingga negara kita memiliki nilai tambah dan memiliki multiplier effect yang besar dan tentu saja penciptaan lapangan kerja yang dibutuhkan masyarakat," tandasnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.