Jual Beli Saham: Richburg Hengkang Dari CITA, Harita Perbesar Kepemilikan
Bisnis.com, JAKARTA – Richburg Enterprises Pte Ltd. melepas seluruh kepemilikan di PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) dengan harga Rp192 per lembar saham.
Direktur Richburg Enterprises Pte Ltd. Andy Pe Yong Woon mengungkapkan pada 21 Desember 2017, pihaknya telah melepas 2,46 miliar lembar saham PT Cita Mineral Investindo Tbk. atau sebanyak 73,15%.
“Sesudah transaksi tersebut, pihaknya memiliki 0 lembar saham,” tulisnya dalam keterbukaan informasi, Selasa (9/1/2018).
Sementara itu, PT Harita Jayaraya semakin memperkuat kepemilikan saham di PT Cita Mineral Investindo Tbk. menjadi sebanyak 3,07 miliar saham atau sebanyak 91,01%
Direktur PT Harita Jayaraya Lim Lisa Rita Indriawati mengungkapkan pada 21 Desember 2017, pihaknya membeli saham CITA sebanyak 2,48 atau sebanyak 73,69% saham. Sebelum transaksi itu, Harita Jayaraya telah memiliki 583,82 juta atau sebanyak 17,32%.
“Tujuan untuk investasi jangka panjang,” katanya dalam keterbukaan informasi, Jumat (29/12/2017).
Sejak Februari 2017, kapasitas produksi refinery alumina PT Well Harvest Winning (WHW) sudah mencapai 2.700 ton per hari atau 1 juta ton per tahun. WHW merupakan satu-satunya produsen alumina di Indonesia.
Alumina merupakan bahan baku untuk smelter aluminium. WHW adalah perusahaan patungan yang terdiri dari CITA, China Hongqiao Group Ltd, Winning Investment (HK) Company Ltd, dan Shandong Weiqiao Aluminum and Electricity Co. Ltd.
Sejak beroperasinya refinery alumina pada Agustus 2016 hingga akhir April 2017, perseroan telah memproduksi 713.000 ton. Adapun, pangsa pasar mayoritas memang diserap oleh pasar China.
Kendati, perseroan juga telah mengirimkan alumina ke Arab Saudi dan kini tengah melakukan penjajakan ke pasar Malaysia. Untuk pasar domestik, lanjutnya, perseroan telah melakukan pembicaraan dengan PT Inalum (Persero), tetapi belum mencapai kesepakatan harga.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.