KABAR PASAR 2 SEPTEMBER: Pasar Lokal Siap Serap Nikel, PMA Berorientasi Ekspor Ditunggu
Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai optimisme industri pengolahan dalam negeri untuk menyerap seluruh bijih nikel kadar rendah serta upaya pemerintah menarik minat investor asing menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Senin (2/9/2019).
Pasar Lokal Siap Serap Nikel. Industri pengolahan di dalam negeri optimistis mampu menyerap seluruh bijih nikel kadar rendah ketika pemerintah menutup keran ekspor komoditas pertambangan tersebut. Percepatan pelarangan ekspor bijih nikel kadar rendah pada Januari 2020 ini juga akan mendorong proses penghiliran bijih nikel nasional sekaligus meningkatkan harga komoditas itu.
PMA Berorientasi Ekspor Ditunggu. Pemerintah berupaya menarik minat investor asing untuk menanamkan dananya di industri yang berorientasi ekspor sebagai langkah meminimalisasi ketergantungan terhadap investasi portofolio.
Langkah ini diyakini juga akan mendongkrak kinerja transaksi modal dan finansial dalam neraca pembayaran Indonesia (NPI). Pasalnya, pada kuartal II/2019 neraca transaksi modal dan finansial surplus sebesar US$7,1 miliar dan menjadi salah satu penyangga NPI.
Menimbun Cuan dari Smelter Nikel. Rencana pemerintah mempercepat pelarangan ekspor bijih nikel kadar rendah membawa berkah bagi sejumlah emiten tambang logam dan kontraktor proyek smelter. Akhir pekan lalu, Jumat (30/8), rencana pemerintah mempercepat larangan ekspor bijih nikel kadar rendah mulai menemui titik terang. Beleid itu disebut akan mulai berlaku mulai akhir Desember 2019 atau lebih awal dari rencana semula pada 2022.
Beleid Insentif Investasi Rilis Akhir Tahun. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang mengatur tentang investment allowance atau insentif untuk kegiatan investasi akan diterbitkan pada akhir tahun, tepatnya 2 bulan ke depan.
Rupiah Bakal Bergerak Konsolidasi. Nilai tukar rupiah diprediksi bergerak konsolidasi pada perdagangan pekan ini, menanti kelanjutan negosiasi perdagangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, Amerika Serikat dan China.
Polandia & Ukraina Incar Gas AS. Amerika Serikat, Polandia, dan Ukraina sepakat meningkatkan kerja sama di bidang gas untuk mengurangi ketergantungan dengan Rusia, Sabtu (31/8).
Perang Dagang Redupkan Minyak. Perang dagang AS-China yang tak berkesudahan, telah meredupkan perkiraan harga minyak mentah global pada tahun ini. Dalam sebuah jajak pendapat yang digelar oleh Reuters baru-baru ini, sejumlah analis memangkas perkiraan mereka terhadap harga minyak ke level terendah dalam lebih dari 16 bulan terakhir.
CDS Tersengat Gejolak Perang Dagang. Perang dagang China– Amerika Serikat mengerek indikator persepsi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia. Indikator CDS 5 tahun menyentuh level 89,72 pada akhir Agustus 2019.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.