KEIN Bela Investor Smelter China, Pekerja Lokal Jauh Lebih Banyak
JAKARTA – Komite Energi dan Industri Nasional (KEIN) akan terus mengawal kegiatan pengusaha dalam membangun dan mengembangkan industri di Tanah Air. Lembaga non struktural di bawah Presiden Joko Widodo itu pun siap membantu pengusaha menyelesaikan kendala-kendala yang menghambat kegiatan pelaku usaha ketika dalam proses pembangunan.
“Salah satu yang kini menjadi perhatian KEIN yakni pembangunan industri pengolahan nikel di Kawasan Industri Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi TenggaraTenggara yang sedang dibangun PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI),” kata Zulnahar Usman, Anggota KEIN sekaligus Ketua Kelompok Kerja Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) KEIN RI, Senin (7/5).
Perusahaan asal China tersebut akan membangun pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) dengan kebutuhan investasi total mencapai US$ 4 miliar.
Zulnahar mengatakan, pada pekan ini KEIN telah melakukan kunjungan kerja ke Virtue Dragon untuk memantau perkembangan pembangunan smelter sekaligus mendengarkan keluhan pengusaha akan hambatan di lapangan pada pekan lalu. Berdasarkan informasi yang beredar, Virtue Dragon dibanjiri pekerja asing dari China tidaklah tepat. Sebab, dari hasil kunjungan KEIN diketahui jumlah pekerja lokal jauh lebih banyak.
“Jumlah tenaga kerja lokal mencapai lebih dari 2.970 orang, sedangkan pekerja asing 398 orang,” kata Zulnahar.
Menurut Zulnahar, keberadaan pekerja asing dalam pembangunan smelter di Konawe masih sangat diperlukan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan smelter.
Terkait jaminan pasokan bahan baku bijih nikel untuk kebutuhan smelter, menurut Zulnahar, Virtue Dragon akan memperolehnya dari perusahaan tambang lain di wilayah Sulawesi Tenggara, seperti dari Konawe Utara dan Konawe Selatan. Pasalnya, perusahaan ini hanya berinvestasi di sektor hilir, sehingga perlu komitmen pasokan dari penambang lokal di sektor hulu. Baca juga Badan Usaha Didorong Bangun Infrastruktur Gas
KEIN mengapresiasi Virtue Dragon yang tidak memiliki konsesi tambang nikel, namun berani berinvestasi besar di sektor hilir. Hal ini tentu berdampak positif membuka lapangan kerja baru serta meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Virtue Dragon berencana mengucurkan investasi yang mencapai US$4 miliar untuk pembangunan fasilitas smelter nikel yang akan dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama, perusahaan ini akan membangun 15 tungku kapasitas 600 ribu ton nikel pig iron (NPI) per tahun dengan investasi US$1 miliar.
“Kami apresiasi Virtue Dragon Morosi karena berani membangun pabrik pemurnian nikel, tapi mereka tidak memiliki lahan konsensi tambang. Tetapi nanti perusahaan lain yang akan membantu mensuplai bahan baku nikel untuk smelter,” kata Zulnahar.(RA)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.