KINERJA PERUSAHAAN: Produksi Inalum Lampaui Target
PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) mencatatkan capaian produksi yang melebihi target yakni mencapai 101% atau mencapai 86.000 ton aluminium sampai April 2016.
Direktur Utama Inalum Winardi Sunoto menuturkan target produksi biasanya sekitar 84.000 ton, akan tetapi sampai April 2016 sudah mencapai 86.000 ton. Menurutnya, dengan produksi mencapai target maka hal itu sejalan dengan target pendapatan.
"Harga aluminium di April sudah relatif membaik, dibanding bulan sebelumnya, tapi bila dibanding tahun lalu, masih lebih rendah. Kami akan menekan biaya produksi," katanya, Rabu (1/6/2016).
Dia mengungkapkan perseroan tengah menekan biaya produksi dengan melakukan efisiensi bisnis. Dia mengungkapkan pihaknya tidak melakukan efisiensi dari sumber daya manusia. Adapun efisiensi bisnis yang dimaksud adalah dari sisi pemilihan bahan baku.
Menurutnya, jika proses produksi berbiaya rendah, margin perseroan bisa tetap terjaga. Adapun net income Inalum pada tahun lalu senilai US$80 juta. Winardi mengungkapkan target tahun ini hendak tumbuh 10% dari tahun sebelumnya.
Untuk produksi turunan berupa aluminium alloy dan billet, katanya, telah mencapai 42% dari total produksi. Sementara itu untuk produk alumina, ungkap Winardi, masih dalam proses finalisasi dan diharapkan segera dilakukan ground breaking.
Untuk penjualan hasi produksi, Inalum lebih fokus pada dalam negeri. Winardi menuturkan jika domestik telah menyerap dan tidak ada kebutuhan maka perseroan akan melakukan ekspor. Dalam proses ekspor, katanya, dilakukan proses tender.
Sampai saat ini, serapan produksi 86.000 ton aluminium perseroan 85% beredar di dalam negeri dan 15% untuk kebutuhan ekspor. Sementara itu, untuk menggenjot produksi aluminium, Inalum bersama PT Aneka Tambang berencana untuk mendirikan perusahaan patungan bernama PT Inalum Antam Alumina (IAA) untuk menggarap proyek smelter grade alumina refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.
Adapun pendanaan IAA sebagian besar akan berasal dari perusahaan asal China. Menurut Winardi, perseroan tengah melakukan feasibiltiy study proyek SGAR di Mempawah tengah dievaluasi.
Jika feasibility study selesai, perusahaan patungan yang didirikan IAA dan China Alumunium Company segera menggelar lelang. Adapun nilai investasi akan berkisar US$1,7 miliar itu diharapkan bisa rampung pada 2019 dengan kapasitas mencapai 1 juta ton per tahun.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.