Kalbar Surplus Daya, PLN Dukung Listrik Industri dan Bisnis
Jakarta - PT PLN berkomitmen memenuhi pasokan listrik dengan daya 170 mega volt ampere (MVA) bagi PT Dinamika Sejahtera Mandiri dan PT Kurnia Jaya Raya di Kalimantan Barat (Kalbar). Wujud komitmen itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang diteken hari ini.
Penandatanganan dilakukan oleh General Manager PLN Wilayah Kalbar Richard Safkaur, Direktur Dinamika Sejahtera Peng Tjoan, dan Komisaris Utama Kurnia Jaya Swadono Adijanto di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat. Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN, Machnizon, turut hadir menyaksikan penandatanganan tersebut.
Machnizon mengatakan kondisi kelistrikan di Kalbar sudah surplus. Ini berkat pasokan listrik dari Malaysia sebesar 150 megawatt. Menurutnya, PLN untuk sementara membeli listrik dari Malaysia sembari menunggu beroperasinya sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan total kapasitas hingga 450 MW.
"Dalam 2-3 tahun lalu Kalimantan defisit. Tapi sejak Januari 2016 tidak defisit lagi setelah interkoneksi dengan Malaysia, sementara kami menunggu pembangunan PLTU selesai akhir tahun ini dan tahun depan," kata Machnizon dalam sambutannya di Jakarta, Senin (30/10).
Dia menuturkan kondisi surplus daya listrik di sistem Khatulistiwa memegang peran penting dalam peningkatan iklim investasi di Kalbar. Saat ini daya mampu PLN di Kalbar mencapai 480 MW. Sedangkan beban puncak sebesar 380 MW. "Ketercukupan energi listrik mampu menjadi pendorong kegiatan ekonomi sehingga menarik para investor," ujarnya.
Di tempat yang sama, Peng Tjoan menuturkan pihaknya akan membangun smelter alumina di daerah Tayan dengan kebutuhan listrik 150 MVA. Saat ini progres pembangunan dalam tahap studi kelayakan (feasibility studies).
Menurutnya, pembangunan smelter dimulai pada tahun depan dan ditargetkan selesai pada 2020. "Kerja sama dengan PLN membuat untung investor. Kami berharap ini (pasokan listrik) segera terealisasi," ujarnya.
Sementara itu Swandono mengungkapkan Kurnia Jaya akan membangun pusat perbelanjaan, pertokoan, hotel serta perumahan di lahan seluas 30 hektar yang berada di Pontianak. Pembangunan dilakukan bertahap hingga 2023 dengan total kebutuhan listrik 20 MVA. "Pada Februari nanti pusat perbelanjaan sudah beroperasi dengan kebutuhan daya 2 MVA," jelasnya.
Richard menjelaskan di Kalbar, industri pengolahan hasil tambang memang menjadi salah satu sektor yang diminati oleh investor. Sebelumnya pada 2016, PLN juga menandatangani MoU penyaluran tenaga listrik untuk pabrik Smelter Grade Alumunia Refinery (SGAR) dengan kapasitas 2 juta ton per tahun dengan kapasitas daya 100 MW. Setelah penandatanganan kerjasama tersebut, PLN Wilayah Kalbar akan mulai mempersiapkan pembangunan infrastruktur penunjang.
"Listrik kami di Kalimantan sudah cukup dan kami siap melayani para investor yang datang di Kalimantan Barat. Kita sama-sama punya milestone. Jadi ketika proyek investor beroperasi, pembangkit kami pun sudah siap. Jadi pengusaha tidak perlu membangun pembangkit lagi," ujarnya.
Lebih lanjut Machnizon menuturkan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan energi listrik di Kalbar, pada 2018 mendatang PLN akan menambah suplai listrik dari Malaysia hingga 200 MW. Beberapa pembangkit baru juga akan memperkuat kondisi Sistem Khatulistiwa seperti PLTU Sintang 2x7 MW, PLTG MPP Kalbar 100 MW, PLTU 3 Kalbar 3 2x50 MW dan PLTU Kalbar 1 2x50 MW.
"Dengan penambahan kapasitas ini maka Sistem Khatulistiwa akan mengalami surplus energi dengan reserve margin lebih dari 30 persen. Sehingga pada 2018 mendatang kondisi sistem Khatulistiwa akan semakin kuat dan handal guna mendukung perekonomian Kalimantan Barat," tutupnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.