Kantongi US$4 Miliar dari Global Bond, Inalum Siap Bayar Lunas Pembelian 51% Saham Freeport
JAKARTA – PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) mengklaim sudah mengantongi dana untuk pembiayaan pembelian 51 persen saham PT Freeport Indonesia senilai US$3,8 miliar dari global bond.
Head of Corporate Communication PT Inalum Rendi Achmad Witular mengatakan, perusahaan sudah mendapatkan pendanaan pembiayaan dari global bond senilai US$4 miliar sejak 15 November 2018.
“Sudah masuk semua (dari global bond) kemarin di tanggal 15 November 2018,” ujar Rendi kepada wartawan, Jakarta, Rabu (28/11).
Lebih lanjut Rendi menuturkan, sampai saat ini perusahaan masih menunggu persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar PTFI dan pelaporan persaingan usaha (anti-trust filing) China, Filipina, dan Indonesia.
“Korea Selatan dan Jepang sudah memberikan persetujuan persaingan usaha,” tuturnya.
Kendati masih menunggu perizinan persaingan usaha dari lembaga anti monopoli beberapa negara tersebut, Rendi optimis semua perizinan diantaranya administrasi dokumen, administrasi izin, ada administrasi payment akan rampung sebelum akhir tahun ini. “Bisa dong,” pungkasnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.