Kapuas Prima Coal (ZINC) Bakal Ekspansi Smelter di Pangkalan Bun
Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang logam PT Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC) berencana melebarkan sayap usaha dengan mengakuisisi 50% saham proyek smelter seng di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Direktur Keuangan Kapuas Prima Coal Hendra Susanto menyampaikan, berdasarkan regulasi pemerintah, perusahaan tambang mineral diwajibkan membuat smelter atau fasilitas pemurnian. Oleh karena itu, ZINC berencana mengakuisisi sebagian saham perusahaan industri konsentrat seng dan pengolahan seng oksida.
Proyek yang terletak di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, tersebut merupakan milik Merlion Resources Holding Limited (MRHL). Pada 25 Juli 2018, ZINC bersama MRHL sudah melakukan penandatanganan sebagai langkah awal akuisisi.
"Rencananya kami mengambil saham di proyek pemurnian itu sebesar 50%," tuturnya saat dihubungi Bisnis, Senin (29/7/2018).
Menurutnya, sebagai capex awal akuisisi ZINC mengalokasikan dana senilai US$30 juta yang bersumber dari kas internal. Karena tahapan akuisisi dan pengembangan proyek masih panjang, nilai pendanaan dapat berubah.
Di dalam pipeline bersama MRHL, smelter seng ini nantinya memiliki kapasitas produksi 30.000 ton ingot per tahun. Posisinya berdekatan dengan tambang milik ZINC sehingga kinerja operasional lebih hemat dan terkontrol.
Perusahaan juga membuka diri untuk menyerap seng dari tambang lain. Nantinya, hasil pemurnian akan didistribusikan kepada pasar Asia, seperti Jepang dan China.
"Lokasi smelter dekat tambang kami. Untuk distribusi, kami arahkan ke atas [wilayah Asia], seperti Jepang dan China," paparnya.
Hendra berharap, proses akuisisi proyek smelter ini dapat rampung dalam 6 bulan ke depan. Persiapan perizinan cukup panjang karena melibatkan berbagai unsur, seperti penanaman modal asing (PMA), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan perpajakan.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.