Katoda Tembaga Smelting Gresik akan Terserap ke Industri Kawat dan Kabel
Jakarta, Portonews.com – Kompetisi bisnis dalam industri hilirisasi logam akan semakin ketat, seiring dengan maraknya smelter yang sedang dibangun dan akan beroperasi dalam beberapa tahun ke depan.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Presiden Direktur Smelting, Gresik, Hiroshi Kondo kepada wartawan.
Apalagi, tambah Hiroshi, permintaan dan penyerapan untuk katoda tembaga belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.
“Kompetisi akan semakin ketat. Tantangan untuk kita mencari pasar di tengah permintaan yang relatif stabil,” ujarnya.
Namun, dirinya merasa cukup optimistis kebutuhan terhadap katoda tembaga bisa terjaga. Sebab ke depan, tren Industri 4.0 dan kendaraan listrik masih banyak membutuhkan tembaga.
“Saat ini katoda tembaga Smelting masih dominan terserap ke industri kawat dan kabel. Sepanjang 2019, diperkirakan porsi penjualan ekspor dan domestik masih tak jauh berbeda dari tahun lalu, yakni 57% ekspor dan 43% ke pasar dalam negeri,” katanya.
Hiroshi menjelaskan, konsumsi katoda masih banyak ekspor ke Asean, yaitu Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
“Selain memproduksi katoda tembaga, Smelting juga menghasilkan produk beberapa produk sampingan. Pada tahun ini, Smelting menargetkan bisa memproduksi 1,04 juta asam sulfat, 805.000 ton terak tembaga, 31.000 ton gipsum dan 2.000 ton lumpur anoda,” tandasnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.