Kawasan Industri Morowali serap 80 ribu tenaga kerja
Palu (antarasulteng.com) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) selaku pengelola Kawasan Industri Morowali bisa menyerap sebanyak 80 ribu tenaga kerja apabila sudah beroperasi penuh.
"Pembangunan IMIP bisa berdampak pada peningkatan kebutuhan tenaga kerja karena adanya investasi baru dan ekspansi," kata Airlangga dalam kunjungan kerjanya di Morowali, Sulawesi Tengah, Senin.
Dia mengatakan saat ini kawasan yang memiliki luas lebih dari dua ribu hektare (ha) tersebut telah diisi sebagian besar pabrik smelter berbasis nikel dengan menyerap tenaga kerja lebih dari 10 ribu orang.
Menperin mengatakan pihaknya dengan kerja sama lintas sektor termasuk dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah membangun Politeknik Industri Logam Morowali untuk menyiapkan tenaga kerja terdidik untuk mengisi industri.
Sekolah tinggi tersebut fokus untuk mencetak lulusan terampil untuk kebutuhan industri, terutama untuk mengisi level supervisor.
Politeknik Industri Logam Morowali, kata dia, juga diharapkan dapat memberdayakan masyarakat lokal agar memiliki kompetensi sesuai kebutuhan perusahaan-perusahaan yang berada di dalam Kwasan Industri Morowali.
"Apalagi, industri logam nasional mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan sektor lainnya pada kuartal II tahun 2017 yang mencapai 7,5 persen," kata dia.
Menurut Airlangga, Politeknik Industri Logam Morowali menerapkan pendidikan berkualitas dengan beasiswa dan ikatan kerja. Selama satu tahun pertama, mahasiswa akan mendapatkan fasilitas asrama yang disediakan oleh PT IMIP selaku pengelola Kawasan Industri Morowali.
Pembangunan kawasan itu, kata dia, merupakan hasil kerja sama antara Bintang Delapan Group dari Indonesia dengan Tsingshan Group dari China.
Angkatan pertama di politeknik itu sebanyak 96 mahasiswa, yang telah dinyatakan lulus ujian saringan masuk dari 679 peserta sejak dibuka pendaftaran pada 14 Juli 2017. Mereka berasal dari Morowali, Palu, Kendari dan Makassar. Program studi dengan jenjang D-III itu nantinya menghasilkan lulusan Teknik Perawatan Mesin, Teknik Listrik dan Instalasi serta Teknik Kimia Mineral.
Chairman Indonesia Morowali Industrial Park, Halim Mina, mengatakan Kawasan Industri Morowali akan membutuhkan tenaga kerja langsung sebanyak 25 ribu orang dengan jenjang D-III dan D-IV pada tahun 2025.
"Kami membutuhkan banyak tenaga kerja profesional pada level supervisi. Diharapkan, Politeknik Industri Logam Morowali menghasilkan anak-anak bangsa yang dapat menguasai kemampuan teknologi pembuatan pabrik yang ada di kawasan industri ini," katanya. (skd)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.