Kemenperin Akan Tindaklanjuti Laporan Bupati Konawe Perihal Pengiriman Nikel Oleh Eksportir
INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kemenperin akan menindaklanjuti laporan dari Bupati Konawe yang mengkhawatirkan keberadaan nikel di daerahnya dapat tergerus dikarenakan minimnya pengawasan. Pengiriman nikel oleh eksportir diduga melebihi batas yang telah ditetapkan yaitu 1,7 persen.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya (ESDM) untuk memeriksa keadaan lapangan di Kawasan Industri Konawe.
"Keluhan dari Bupati Konawe harus dibuktikan kembali kebenarannya dengan berbagai pengujian dan temuan. Dan kami akan membuat assessment terlebih dahulu kemudian akan dievaluasi kembali, karena sampai saat ini kami belum tahu keadaan lapangan yang sebenarnya," ungkap Putu di Jakarta (18/7/2017).
Ia menambahkan, jika praktek ekspor yang tidak sesuai dengan ketentuan pemerintah tersebut benar terjadi, maka dapat mengancam keberlanjutan investasi yang sedang didorong Kemenperin di Kawasan Industri Konawe. "Seandainya ditemukan ada indikasi ekspor bahan mentah ini investor akan berpikir ulang. Terutama Virtue Dragon yang tujuan utama mereka ke Indonesia dikarenakan ada kebijakan pemerintah melarang mengekspor bahan mentah," terangnya.
Seperti diketahui, sejauh ini PT Virtue Dragon Nickel Industry telah menggelontorkan dana Rp625 triliun untuk membangun fasilitas smelter dan telah menyatakan niatannya untuk meneruskan investasi sampai ke produk hilir seperti stainless steel.
Selain itu, Putu menjelaskan bahwa Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasan khawatir dengan hasil tambang yang memiliki kandungan dengan grade terbaik akan habis jika terus-menerus diekspor. Padahal kandungan dengan grade terbaik tersebut diperlukan untuk kebutuhan bahan baku industri hilir.
"Investor China khawatir jika grade tambang menjadi rendah karena tergerus komoditas ekspor, karena jika grade tambang menjadi rendah maka diperlukan banyak campuran guna memenuhi permintaan kebutuhan industri hilir," kata Putu.
Menurut Putu, kawasan Industri Konawe bisa meningkatkan perekonomian Indonesia. Hal tersebut terlihat dari sumbangannya terhapad PDB Tanah Air dan angka keterserapan tenaga kerja di lokasi tersebut. "Untuk nilai investasi di Konawe sendiri rata-rata dapat mencapai sekitar USD 1-1,5 miliar. Melihat dari nilai ekonomi yang didapat maka menjaga hubungan baik dengan investor menjadi hal yang penting," tutup Putu.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.