Kemperin Bertekad Percepat Program Substitusi Impor
Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Perindustrian (Kemperin) bertekad untuk mempercepat program substitusi impor yang ditargetkan mencapai 35% pada akhir tahun 2022. Salah satu contohnya diwujudkan melalui pengembangan investasi industri gula untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku gula, terutama bagi industri.
“Langkah strategis ini sejalan dengan upaya pemulihan ekonomi nasional, sekaligus mendongkrak daya saing sektor industri di tanah air,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Konferensi Pers Akhir Tahun 2020, Senin (28/12/2020).
Sebagai upaya pendalaman struktur industri, Kemperin juga terus mendorong pengembangan industri pengolahan kelapa sawit. Kapasitas produksi industri pengolahan kelapa sawit dan turunannya, mencapai 93,5 juta ton pada triwulan III-2020, meningkat dari periode yang sama tahun 2019 yang sebesar 87,05 juta ton.
“Jenis ragam produk hilir yang dihasilkan industri dalam negeri juga bertambah, dari semula 126 produk di tahun 2014 menjadi 170 produk pada 2020, yang didominasi oleh produk pangan dan bahan kimia dari sumber terbarukan,” kata Menperin.
Menperin menambahkan, upaya hilirisasi industri juga ditempuh lewat pengembangan industri smelter. Untuk smelter nikel, saat ini terdapat 19 proyek yang sudah beroperasi, 12 proyek dalam tahap konstruksi, serta tiga proyek di tahap feasibility study.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.