Kenaikan Harga Komoditas Dongkrak Kinerja Freeport 2017
Bisnis.com, JAKARTA - Sepanjang 2017, PT Freeport Indonesia mencetak kenaikan penjualan emas sebesar 46,11% dibandingkan dengan realisasi 2016.
Mengutip laporan keuangan dan operasi Freeport-McMoRan Inc., induk usaha Freeport Indonesia, Minggu (25/2/2018), pada periode tahun lalu tersebut, perjualan emas Freeport Indonesia mencapai 1,54 juta ounce. Jauh melebihi realisasi 2016 sebanyak 1,054 juta ounce.
Pertumbuhan penjualan emas itu pun didukung oleh kenaikan harga jual rata-ratanya sebesar 2,51% dari US$1.237 per ounce menjadi US$1.268 per ounce.
Sebagaimana produksinya yang menurun, penjualan untuk komoditas tembaga pun mengalami nasib serupa. Realisasi penjualan logam untuk industri tersebut turun 6,93%.
Rinciannya, pada 2016 realisasi penjualan tembaga Freeport Indonesia mencapai 1,054 miliar pon. Sementara sepanjang 2017 realisasinya sebanyak 981 juta pon.
Namun, penurunan penjualan tersebut ditutupi oleh harga jual rata-rata sepanjang tahun lalu senilai US$3 per pon atau lebih tinggi 29,31% dari harga jual rata-rata pada 2016 yang senilai US$2,32 per pon.
CEO Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson mengatakan penjualan tembaga hanya turun tipis di kuartal IV/2017 bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Berbeda dengan tembaga, kenaikan penjualan emas memang signifikan setiap kuartalnya.
"Hal ini mencerminkan tingginya kadar bijih emas," tuturya belum lama ini.
Menurut Adkerson, proyeksi penjualan untuk tahun ini sangat tergantung pada beberapa faktor, termasuk kinerja operasi, produktivitas tenaga kerja, waktu pengapalan, dan perpanjangan rekomendasi ekspor konsentrat tembaga.
Untuk poin terakhir, Freeport Indonesia telah mendapatkan rekomendasi ekspor yang juga telah diproses menjadi izin ekspor untuk periode 15 Februari 2018-15 Februari 2019. Adapun kuota yang diperoleh adalah 1,25 juta ton.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.