Kinerja Emiten Tambang Kapitalisasi Terbesar Menyusut
Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja emiten pertambangan PT Bayan Resources Tbk. pada 2019 tidak secemerlang tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, perseroan hanya mencatatkan pendapatan sebesar US$1,3 miliar pada 2019, turun 17 persen daripada perolehan tahun sebelumnya sebesar US$1,6 miliar.
Adapun, pendapatan tersebut terdiri atas pendapatan dari segmen batu bara sebesar US$1,68 miliar yang menurun 14,5 persen dari tahun lalu, pendapatan dari segmen non batu bara yang naik 3,63 persen secara year on year menjadi US$488,2 juta, dan biaya eliminasi yang membengkak menjadi US$778,46 juta.
Selain itu, beban pokok pendapatan naik 8,7 persen menjadi US$902,2 juta sehingga laba kotor perseroan juga ikut turun hingga 42,2 persen menjadi hanya US$489 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya US$846,9 juta.
Lebih lanjut, walaupun emiten berkode saham BYAN berhasil menekan beban pajak penghasilan menjadi hanya US$77,4 juta dari US$172,4 juta pada 2018, perseroan tetap membukukan penurunan laba tahun berjalan yang melemah 55,3 persen dari US$524,3 juta pada 2018, menjadi US$234,2 juta pada 2019.
Dengan demikian, perseroan mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$246,43 juta, lebih rendah 55,3 persen daripada perolehan 2018 sebesar US$500,4 juta.
Di sisi lain, total aset perseroan hingga akhir 2019 berhasil naik menjadi US$1,27 miliar dari tahun sebelumnya sebesar US$1,15 miliar. Kendati demikian, kas dan setara kas perseroan turun 23 persen menjadi US$174,4 juta pada 2019 dibandingkan dengan US$229,1 juta pada 2019.
Sementara itu, total liabilitas perseroan naik 39,3 persen menjadi sebesar US$658,9 juta dibandingkan dengan liabilitas tahun sebelumnya US$472,79 juta. Total liabilitas perseroan pada tahun lalu terdiri atas liabilitas jangka pendek sebesar US$580,93 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar US$78,02 juta.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.