Komisi VII Rencana Panggil Inalum terkait Isu Penjualan Saham ke China
JAKARTA – Komisi VII DPR RI rencana memanggil PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) terkait beredarnya isu rencana penjualan sahamnya ke China.
Anggota Komisi VII DPR RI, dari Fraksi Demokrat Ihwan Datu Adam mengatakan, pemanggilan tersebut untuk memastikan apakah rencana penjualan saham itu benar dari PT Inalum atau tidak. Ihwan mengakui, sumber informasi mengenai rencana penjualan saham Inalum beredar melalui aplikasi WhatsApp (WA).
“Ada info masuk, makanya info mesti ditampung. Beredar di WA. Makanya kita ingin supaya menteri (ESDM) menjelaskan. Kalau tidak ya ngga apa-apa,” ujar Ihwan di Jakarta, Jumat (21/6).
Kendati demikian, Komisi VII DPR RI tetap akan memanggil PT Inalum untuk meminta penjelasan atas beredarnya isu tersebut. “Pasti, Komisi VII rencana panggil Inalum,” tegasnya.
Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam rapat kerja Komisi VII DPR RI menegaskan bahwa ranah tersebut merupakan ranah perusahaan karena itu aksi korporasi. Dan Inalum tidak mempunyai tambang.
“Jadi kalau mau lebih detail bisa dipertanyakan atau diperdalam lagi dengan Komisi VI,” tegas Jonan.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.