Komitmen Beri Nilai Tambah, Medco Bangun Smelter Di NTB
Nasionalisasi tambang batu hijau, PT. Newmont Nusa Tenggara (PT.NNT), sejalan dengan semangat Medco Energy, dalam komitmennya membangun Indonesia.
Karena itu, menurut Chairman Medco Energy, H. Muhammad Luthfi, jika konsorsium yang akan mengambil alih PT.NNT akan memberikan nilai tambah tinggi dalam proses tambang Batu hijau kedepan.
“Kita akan mengerjakan yang terbaik bukan saja untuk Indonesianya, tapi juga untuk NTB dan juga untuk Sumbawa nya, jadi kami berharap ini satu komitmen di depan Pak Jusuf Kalla, mudah-mudahan kita bisa mencapai bukan hanya Indonesia yang berkelas Dunia, tapi Indonesia yang berskala Dunia,”tandas Muhammad Luthi, kepada wartawan di Batu Hijau, Rabu (20/7/20).
Salah satu nilai tambah yang dimaksud adalah rencana pembangunan smelter di Nusa Tenggara Barat.
“ Pembangunan smelter ini menunggu beberapa studi yang akan kita finalkan setelah proses transisi berjalan dengan sukses, tetapi komitmen kita kepada Pemerintah Indonesia bahwa kami akan membangun smelter pada kesempatan pertama,” ungkapnya.
Menyinggung kapan rencana pembangunan Smelter tersebut, Luthfi menegaskan, pembangunannya dilakukan tahun 2018 atau harus selesai sebelum tahun 2021. “ NTB merupakan lokasi utama yang akan kita cari untuk menciptakan nilai tambah dari produksi dasar NTB tersebut,”terangnya.
Selama proses transisi, Medco melalui Chairman Muhammad Lutfi, menyampaikan terima kasih kepada Managemen PT. NNT. Pihaknya terus melakukan telaah lebih dalam terutama dalam transisi tersebut. Dan menurutnya PT. NNT tetap dibawah kepemimpinan Rahmat Makasau.
Konsorsium baru pemilik saham mayoritas tambang Batu Hijau, Chairman Medco, hadir di Batu Hijau kemarin datang bersama dan mendampingi Wakil Presiden RI H. Muhammad Jusuf Kalla, kunjungan ke Batu Hijau ini berlangsung singkat kurang lebih satu jam. Dalam kesempatan ini, Wapres mendengarkan pemaparan tentang tambang Batu Hijau dari Presdir PT.NNT Rahmat Makasau.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.