Jakarta, Marketmover – PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berharap komoditas alumina mampu memberikan kontribusi yang semakin positif bagi kinerja perseroan pada masa mendatang.
“Apalagi, kegiatan operasional pabrik serta aspek pemasaran produk yang penuh tantangan dengan kondisi harga jual yang berfluktuasi,” kata SVP Corporate Secretary Antam, Kunto Hendrapawoko dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (16/4/2020).
PT Aneka Tambang Tbk melalui anak usaha PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA), kata Kunto, mampu memproduksi alumina sebesar 104 ribu ton dengan tingkat penjualan sebesar 71 ribu ton pada 2019.
“Tingkat produksi dan penjualan alumina pada 2019 tumbuh signifikan apabila dibandingkan capaian produksi dan penjualan tahun 2018 masing-masing sebesar 13 ribu ton dan 8 ribu ton alumina,” jelas Kunto.
Antam bersama Showa Denko KK (SDK) Jepang, kata Kunto, telah menandatangani akta perjanjian jual beli saham (Share Purchase Agreement/SPA) PT ICA sebagai proses final dari pembelian keseluruhan saham SDK di PT ICA oleh Antam, di Jakarta, 28 Desember 2018.
“Dengan ditandatanganinya akta jual beli saham ini, Antam secara resmi memiliki keseluruhan saham di PT ICA (100%) dari posisi kepemilikan sebelumnya yaitu sebesar 80% dengan 20% kepemilikan saham dimiliki oleh SDK,” ujar Kunto.
Penandatanganan SPA ini, menurut Kunto, merupakan refleksi atas komitmen Antam dalam rangka memperkuat portofolio produk hilir Antam yakni alumina. Dengan kepemilikan 100% atas PT ICA, Antam berkomitmen terhadap optimalisasi pabrik chemical grade alumina (CGA) dalam rangka menghasilkan produk yang berkualitas.
“Seiring selesainya proses akuisisi keseluruhan saham PT ICA oleh Antam, maka pada 2019, perseroan telah mengkonsolidasi secara penuh laporan keuangan PT ICA yang mencakup antara lain akun Penjualan, Beban Pokok Penjualan dan Beban Usaha,” kata Kunto.
Beban Rp 268 Miliar
Pada 2019, perseroan mencatatkan beban lain-lain bersih total sebesar Rp 268 miliar yang tediri dari pendapatan dan beban keuangan, kerugian selisih kurs, bagian kerugian entitas asosiasi dan ventura bersama serta penghasilan lain-lain bersih.
Hal tersebut turut memengaruhi capaian laba tahun berjalan perseroan pada 2019 sebesar Rp 194 miliar dengan tingkat Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) mencapai Rp 2,3 triliun.
Dengan nilai kas dan setara kas sebesar Rp 3,64 triliun, Antam masih memiliki posisi keuangan yang cukup solid untuk mendukung insitiatif pengembangan bisnis Perseroan. Proyek kunci Antam saat ini yang mencakup Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) berkapasitas 13.500 TNi telah mencapai realisasi konstruksi sebesar 97,75% di akhir 2019.
Dalam hal pengembangan komoditas bauksit, saat ini Antam terus berfokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) bekerja sama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (Inalum) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGA per tahun (Tahap 1).
PT Aneka Tambang Tbk dengan kode saham ANTM itu memiliki kapitalisasi pasar Rp 12,14 triliun. Dalam perdagangan Jumat (17/4/2020), harga saham ANTM naik 2,97% dari harga Rp 505 ke harga Rp 520. Sebanyak 94,76 juta saham ANTM ditransaksikan 5,7 kali di BEI dengan nilai Rp 48,90 miliar. (mm3)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.