Konsorsium BUMN Gandeng China Bangun Smelter Alumina di Kalbar

PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) menandatangani kontrak Engineering, Procurement and Construction (EPC) dengan konsorsium PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) dan China Aluminum International Engineering Corporation Limited (CHALIECO) untuk proyek pembangunan Smelter-Grade Alumina Refinery senilai USD 695 juta di KBRI Beijing, China, Sabtu (11/1).


Kesepakatan tersebut dapat dikatakan sebagai buah pertama dari kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan China di awal tahun 2020. Momen ini menjadi penting karena 2020 merupakan tahun peringatan 70 tahun hubungan bilateral antara Republik Indonesia dan China. Hal tersebut disampaikan oleh Victor S Hardjono, Counsellor KBRI Beijing.


"Apresiasi kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah mendukung hingga terwujudnya kontrak EPC untuk pembangunan Alumina Refinery yang telah lama menjadi cita-cita Indonesia untuk mewujudkan industri pengolahan alumunium yang mandiri," ujarnya berdasar keterangan tertulis, Selasa (14/1).


Dengan smelter ini yang fase konstruksinya direncanakan akan selesai pada tahun 2022, Indonesia akan mampu memproduksi alumina dengan kapasitas produksi mencapai 1 juta ton per tahunnya.
Selama ini, Indonesia masih bergantung pada industri pengolahan di luar negeri dengan melakukan ekspor bijih bauksit dan mengimpor alumina untuk kemudian diolah menjadi aluminium di dalam negeri. Hal tersebut menjadi beban biaya produksi bagi Indonesia dan rentan terhadap perubahan harga komoditas karena melakukan ekspor bahan mentah.

Smelter baru yang akan dibangun di Kabupaten Mempawah ini akan meningkatkan industri nilai tambah Indonesia dan akan menekan defisit neraca perdagangan, sehingga berkontribusi positif bagi perekonomian dalam negeri.

Adapun PT BAI merupakan anak perusahaan BUMN Inalum dan ANTAM, sementara PT PP merupakan BUMN yang sudah terkenal kiprahnya di berbagai proyek infrastruktur Indonesia. ANTAM sebagai BUMN yang melakukan eksplorasi bijih bauksit akan menjadi supplier bagi PT BAI yang kemudian akan menjual aluminanya kepada PT Inalum.