Konstruksi Smelter Kalla di Luwu Sudah 80 Persen, Ini Penjelasan Solihin
Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Konglomerasi asal Makassar, Kalla A Group of Companies tengah membangun smelter atau pabrik pemurnian bijih nikel melalui unit usaha teranyarnya PT Bumi Mineral Sulawesi.
Lokasi pembangunan smelter berada di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
President Director Kalla, Solihin Jusuf Kalla menargetkan, smalter beroperasi pada 2019.
"Proses konstruksi smalter sudah 80 persen," kata Solihin saat media gathering Kalla Group, Makassar, Kamis (8/11/18) malam.
Nantinya produk akhir dari smelter yakni ferronickel dan stainless steel dengan kapasitas 33 ribu ton per tahun atau 2.750 ton per bulan.
“Sumber dari bijih nikel untuk smelter ini berasal dari tambang nikel di Morowali, Sulawesi Tengah,” katanya.
Akan dipasarkan kemana ferronickel dan stainless steel, putra Wakil Presiden Jusuf Kalla itu, belum membahas secara detail.
Yang pasti ada dua negara yang bakal menerimanya, Jepang dan China.
"Marketnya nanti macam-macam, tetapi lebih banyak China dan Jepang. Produk kami akan digunakan untuk bahan baku pembuatan baterai," kata Solihin sapaannya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.