Krakatau Steel: Idealnya Kami Bergabung di Holding Tambang
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Krakatau Steel Tbk menilai penggabungan ke dalam induk Badan Usaha Milik Negara (holding BUMN) di sektor tambang merupakan kondisi ideal. Namun, perusahaan menyerahkan keputusan tersebut kepada Kementerian BUMN, selaku pemegang saham.
"Idealnya memang seperti itu (bergabung ke holding) karena ini kan bagian dari proses dari hulu sampai hilir. Dari tambang, kemudian smelter (fasilitas pengolahan dan pemurnian), proses hilirisasi sampai akhirnya menjadi produk baja," ujar Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim usai menghadiri RUPS perseroan di Jakarta, Jumat (26/4).
Silmy tak memungkiri perseroan telah membahas rencana tersebut dengan Kementerian BUMN.
"Sudah ada omongan tetapi omongan itu kan ada prosesnya. Kewenangannya kan bukan ada di saya. Saya hanya membantu dan mendorong supaya ini cepat terintegrasi," ujarnya.
Perusahaan baja di dunia, lanjut Silmy, biasanya mendapatkan dukungan dari sumber energi yang berasal dari perusahaan tambang. Dengan bergabung ke holding, sinergi perusahaan bisa semakin erat. Selain itu, menurut Silmy, nilai PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sebagai induk usaha sektor tambang BUMN juga akan bertambah.
"Kita sebagai negara yang kaya tambang memang harus punya yang terintegrasi," ujarnya.
Kendati demikian, Silmy mengungkapkan perusahaan saat ini masih fokus untuk menyelesaikan restrukturisasi utang perusahaan. Di saat yang sama, perusahaan juga memperbaiki operasional untuk meningkatkan kinerjanya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN memastikan penggabungan Krakatau Steel di holding pertambangan tak direalisasikan tahun ini. Sejauh ini, pemerintah masih mengkaji opsi tersebut.
Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan belum ada target pasti kapan emiten berkode KRAS menjadi anggota holding. Menurutnya, proses penentuan masih panjang.
"Masih dikaji, belum belum. Belum ada (target realisasi)," ucap Fajar pada Selasa (23/4) lalu.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.