LG Investasi Rp142 Triliun untuk Bangun Pabrik Baterai Litium di Indonesia
Pemerintah Indonesia melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah meneken nota kesepahaman senilai US$9,8 miliar (sekitar Rp142 triliun) dengan LG Energy Solution asal Korea Selatan mengenai investasi pembangunan industri baterai litium untuk kendaraan listrik di Indonesia.
Bahlil Lahadalia selaku Kepala BKPM berkata, nota kesepahaman itu ditandatangani pada 18 Desember 2020 lalu dan mencakup investasi rantai pasok kendaraan listrik. Dalam perjanjian itu disebutkan bahwa LG bersama beberapa perusahaan, salah satunya Hyundai, akan membangun pabrik pertama yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
“Mulai dari pertambangan, smelter [peleburan], refining [pemurnian], industri prekursor, hingga katoda akan dibangun di Indonesia,” ujarnya.
Dia menambahkan, seluruh proyek itu rencananya akan dibangun di Maluku Utara dan Jawa Tengah. Perjanjian itu juga mengharuskan setidaknya 70 persen nikel yang digunakan untuk baterai kendaraan listrik harus diolah di Indonesia.
Manajemen LG Energy Solution, unit usaha LG Group telah mengonfirmasi kepada Reuters bahwa mereka telah menandatangani nota kesepahaman tersebut, namun tidak mengonfirmasi lebih jauh mengenai nilainya.
Presiden Joko Widodo memang berambisi menjadikan Indonesia sebagai produsen baterai mobil listrik terbesar di Asia Tenggara. Delegasi Indonesia yang dipimpin Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan juga telah mengadakan pertemuan dengan Tesla. Hasilnya akan ditindaklanjuti dengan kedatangan delegasi Tesla ke Indonesia pada Januari tahun ini.
Tak hanya Tesla dan LG, produsen baterai listrik asal Cina, Contemporary Amperex Technology (CATL) juga dikabarkan berminat untuk investasi sebesar US$5 miliar (sekitar Rp70,71 triliun) untuk pendirian pabrik baterai litium di Indonesia. Namun, sejauh ini belum ada konfirmasi dari CATL mengenai kabar tersebut.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.