Lebihi Target Menteri BUMN, Antam Taksir Operasi Smelter Mempawah 2021
PT Aneka Tambang (Antam) menargetkan pabrik pemurnian alumina atau Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat baru akan beroperasi pada 2021. Padahal Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno telah menargetkan smelter tersebut bisa rampung 2021.
Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan saat ini proyek tersebut masih dalam tahap penilaian kelayakan atau bankable feasibility. "Akhir bulan ini selesai bankable feasibility study-nya, pembebasan lahan Juni," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Antam di Jakarta, Kamis (12/4).
Setelah pembebasan lahannya selesai, smelter SGAR akan langsung masuk tahap konstruksi. argetnya pembangunan bisa dilakukan pada pertengahan tahun ini. Apabila semua tahapan berjalan sesuai rencana pun smelter tersebut baru bisa beroperasi setahun lebih lama dari target Menteri Rini.
Smelter ini digarap oleh holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tambang PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sebagai induk Antam dengan China Aluminium Company (Chinalco) perusahaan asal Tiongkok. Smelter yang akan mengolah dan memurnikan bijih bauksit menjadi alumina.
Pabrik ini didesain mampu memproduksi hingga 1 juta ton produk alumina per tahun pada tahap pertama. "Yang setengah juta akan diserap oleh Inalum, setengahnya oleh Chinalco," katanya.
Dalam kunjungannya ke Tiongkok, minggu lalu (5/4), Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan Chinalco bersedia memberikan akses pasar internasional untuk 500 ribu ton alumina per tahun hasil produksi smelter tersebut.
Hingga kini seluruh bijih bauksit Indonesia di ekspor ke luar negeri, di antaranya ke Jepang dan China. Sementara, alumina sebagai bahan baku untuk pembuatan aluminium, harus diimpor oleh Inalum dari negara lain seperti Australia, Cina, dan India.
Pembangunan proyek SGAR diharapkan bisa meningkatkan nilai tambah produk tambang Indonesia. Kemudian mengurangi impor alumina, menciptakan lapangan kerja baru, serta berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.