MIND ID Masuk, Bagaimana Rencana Bisnis Vale Selanjutnya?
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau kini bernama Mining Industry Indonesia (MIND ID) yang merupakan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pertambangan telah resmi mengakuisisi 20% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO)pada 19 Juni lalu. Lantas, bagaimana hal ini mempengaruhi rencana strategis Vale ke depan?
Bernardus Irmanto, Direktur Keuangan Vale Indonesia, mengatakan meski ada tambahan pemegang saham baru yakni MIND ID bukan berarti ini mengubah rencana strategis perusahaan. Menurutnya, perwakilan dari pemegang saham baru ini memberikan masukan dan mendukung rencana strategis perusahaan.
"Rencana perusahaan dalam satu sampai lima tahun mendatang masih selaras dengan pemahaman dan kebijakan mereka (pemegang saham baru)," tutur Bernardus dalam konferensi pers secara virtual pada Rabu (26/08/2020).
Menurutnya, perusahaan akan tetap fokus untuk mengeksekusi dua proyek yang tengah dikerjakan saat ini yaitu smelter feronikel di Bahodopi, Sulawesi Tengah dan smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
"Dengan masuknya MIND ID, diharapkan ada sinergi yang siap dilakukan dengan BUMN lain seperti dengan Antam (Aneka Tambang)," ujarnya. Pilihan Redaksi
Seperti diketahui, pada 19 Juni 2020 pemegang saham mayoritas Vale Indonesia yaitu Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM) menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham (Shares Purchase Agreement) dengan MIND ID. Hal ini menandai telah resminya MIND ID memiliki 20% saham di PT Vale Indonesia.
Dalam penjualan 20% saham divestasi ini, VCL akan melepas sahamnya sebesar 14,9% dan SMM sebesar 5.1% seharga Rp 2.780 per saham atau senilai total Rp 5,52 triliun. Transaksi penjualan ini ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2020.
Setelah selesainya transaksi, kepemilikan saham di Vale Indonesia akan berubah menjadi VCL 44,3%, MIND ID 20%, SMM 15%, dan publik 20.7%.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.