MIND ID Siap Akuisisi 20% Saham Vale, Adakah Peluang Antam?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah resmi menunjuk MIND ID untuk mengakuisisi 20% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Divestasi sebesar 20% adalah salah satu kewajiban yang tertuang dalam Kontrak Karya (KK).
MIND ID merupakan brand baru yang resmi diperkenalkan untuk holding BUMN pertambangan yang sebelumnya bernama PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum.
Ferdy Hasiman, peneliti Alpha Research Database, mengatakan kemungkinan besar MIND ID akan menyerap saham tersebut, bukan dialihkan kepada anak usaha perusahaan, dalam hal ini PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Pertimbangan dari sisi keuangan, Antam belum memungkinkan dengan arus kas tak terlalu besar dan utang juga masih tinggi.
"Kecil kemungkinan Antam ikut serap, enggak punya cash flow [arus kas] di bukunya. Utangnya lumayan. Proyek investasi smelter-nya juga belum jalan," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/10/2019).
Mengacu laporan keuangan Antam Juni 2019, kas dan setara kas emiten produsen emas ini turun menjadi Rp 3,52 triliun, dari akhir tahun lalu Rp 4,30 triliun, sementara kewajiban perusahaan sebesar Rp 13,80 triliun dengan nilai ekutas Rp 19,77 triliun. "Saham Vale kemungkinan besar juga akan didiskon, harganya tak sampai Rp 7 triliun kalau ikut harga saat ini," katanya.
Menurut dia, Antam masih harus mencari mitra untuk membangun pabrik pemurnian (smelter) di Mempawah, Kalimantan Barat dan Halmahera Timur, Maluku Utara.
"Antam juga mau enggak mau harus cepat garap dua proyek smelter besar itu karena pemerintah mulai menghentikan kebijakan relaksasi dan ekspor nikel enggak bisa lagi mulai 1 Januari 2020. Itu artinya Antam harus siap duit dan segera cari mitra untuk garap smelter di Mempawah dan Halmahera. Jika tidak, beberapa tahun ke depan dia potensial loss besar," katanya.
Dia menilai sebetulnya secara ideal harusnya Antam yang pas menyerap 20% saham Vale karena keduanya sama-sama memproduksi nikel. "Hanya saja kendalanya di pendanaan."
Pendanaan ini membuat Inalum atau MIND ID sebagai induk tetap harus menyerap 20% saham Vale. "Inalum masih punya cash flow sekitar Rp 20 triliun, masih sangat besar. sementara setiap tahun di hanya bayar utang dan cicilan untuk divestasi Freeport tahun lalu hanya sebesar Rp 4,2 triliun," katanya.
"Jadi dia [MIND ID] masih punya ruang besar untuk beli Vale. Apalagi Vale ini kan sudah bangun smelter nickel pig iron (NPI, feronikel berkadar rendah) di Sorowako [Sulawesi Selatan] untuk kelola nikel dari Blok West dan Blok East Sorowako."
Dia menilai pembelian Vale ini sangat bagus guna menciptakan BUMN tambang menjadi besar dan bisa menguasai pangsa pasar tambang domestik dan global. "Cadangan nikel Vale di Blok West dan East Sorowako diperkirakan habis sampai 2038. Vale sekarang mulai invest di Bahodopi Morowali [Sulawesi Tengah] dan Halmahera," jelas Ferdi.
Baca: NBA & China Berantem Karena Hong Kong, Nike Jadi Korban
Nantinya jika akuisisi itu rampung, maka pemerintah Indonesia menjadi pemilik saham mayoritas Vale Indonesia, sebagaimana juga terjadi pada divestasi PT Freeport Indonesia (PTFI).
Pada Desember tahun lalu, MIND ID juga merogoh kocek sangat dalam, khususnya melalui penerbitan obligasi global (global bond) guna mengakuisisi saham mayoritas PTFI, salah satu tambang emas terbesar di dunia. Kepemilikan MIND ID di Freeport hingga Desember tahun lalu sebesar 51,25%.
Mengacu data laporan keuangan Juni 2019, saham beredar milik Vale Indonesia total sebanyak 9.936.338.720 saham, maka porsi 20% saham divestasi yang mesti dibeli MIND ID adalah sebanyak 1.987.267.744 saham.
Dengan asumsi harga rata-rata saham INCO pada Selasa kemarin di level Rp 3.600/saham, maka nilai divestasi diperkirakan sebesar Rp 7,15 triliun. Dana ini mesti disiapkan oleh MIND ID, bisa lebih dari itu jika valuasinya naik, atau bisa juga di bawah itu.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.