Jakarta- Dukung pengembangan bisnis PT Timah Tbk (TINS) dan termasuk mitranya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI)memberikan pembiayaan dengan nilai awal senilai Rp 150 miliar. "Ini merupakan kelanjutan kerja sama yang sudah berjalan sangat baik. Kerja sama supply chain financing, yakni memberikan bridging loan supaya mitra butuh cash flow bisa di-bridging biar volume usaha berjalan dengan baik. Selama ini sudah ada ke rumah sakit yang merupakan mitra BBPJSKesehatan, hari ini dengan PT Timah," kata Direktur Retail Banking Bank Mandiri, Donsuwan Simatupang di Jakarta, kemarin.
Dijelaskannya, pembiayaan ini menggunakan skema Fasilitas Accepted Invoice Financing. Selama ini, skema tersebut hanya diberikan Mandiri kepada rumah sakit untuk membayarkan tagihan ke mitra-mitra rumah sakit tersebut. Nantinya mitra TINS bisa mendapatkan percepatan pembayaran dari Bank Mandiri setelah TINS melakukan verifikasi dan akseptasi terhadap tagihan invoice para mitranya.
Skema pembiayaan ini dinilai akan meningkatkan kepastian mitra untuk mendapatkan pembayaran dari Timah.Adapun Mandiri memberikan pembiayaan kepada sektor pertambangan dan eksplorasi ini melalui bisnis Small Medium Enterprise (SME). Hingga Juni 2019, total pembiayaan Mandiri ke sektor pertambangan dan eksplorasi ini mencapai Rp 321 miliar, naik 11% secara year on year (YoY).
Sementara Direktur Keuangan Timah, Emil Erminda mengatakan, adanya kerja sama ini akan membuat kondisi kas perusahaan dalam kondisi terkendali dan bisa saling mengontrol dengan mitra perusahaan. Selain itu juga akan mendukung perusahaan untuk bisa meningkatkan volume produksinya ke depan.”Kami semakin membutuhkan value chain financing sejalan dengan di tahun lalu pemerintah menertibkan illegal mining yang menjadikan volume produksi kami meningkat pesat," ujarnya.
Pada semester I-2019 perusahaan telah memproduksi timah sebanyak 37,7 ribu metrik ton. Jumlah tersebut naik tiga kali lipat dibanding dengan produksi perusahaan di periode yang sama tahun sebelumnya. Kemudian dalam rangka meningkatkan daya saing produksi timah yang dihasilkan, PT Timah Tbk bakal membangun smelter atau proyek ausmenlt dengan nilai investasi sebesar US$ 80 juta. Nantinya, smelter yang dibangun Timah akan akan menggunakan teknologi ausmelt yang dimiliki oleh perusahaan asal Finlandia, Outotec.
Disebutkan, teknologi milik Outotec dinilai lebih ramah lingkungan. Adapun smelter ini akan memiliki kapasitas sebesar 45.000 ton.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.